1TULAH.COM-Ketegangan akibat konflik tambang di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, kembali meletus dengan memakan korban jiwa. Seorang warga bernama Rusel tewas mengenaskan akibat luka bacok di leher saat menjaga pos penjagaan yang didirikan sebagai bentuk penolakan terhadap aktivitas tambang PT Mantimin Coal Mining (MCM).
Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat (15/11/2024) di Dusun Muara Kate, Kecamatan Muara Komam. Selain Rusel, seorang warga lainnya bernama Anson juga menjadi korban kekerasan dan kini dalam kondisi kritis.
Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kalimantan Timur mengecam keras peristiwa berdarah ini. Dinamisator JATAM Kaltim, Mareta Sari, menilai bahwa insiden ini merupakan puncak dari pembiaran negara terhadap konflik yang terus terjadi akibat aktivitas tambang ilegal di Kabupaten Paser.
“Kekerasan ini menunjukkan lemahnya perlindungan negara terhadap rakyatnya. Warga yang memperjuangkan ruang hidup dan lingkungan mereka malah menjadi korban kekerasan yang dibiarkan terjadi tanpa tindakan tegas dari pemerintah maupun aparat penegak hukum,” tegas Mareta.
Konflik antara warga dan PT MCM telah berlangsung lama dan dipicu oleh penolakan masyarakat terhadap penggunaan jalan umum untuk pengangkutan batubara. Ketegangan semakin meningkat setelah terjadinya kecelakaan yang menewaskan Pendeta Veronika Fitriani pada Oktober lalu akibat terlindas truk batubara milik perusahaan tersebut.
JATAM Kaltim mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera mengambil tindakan tegas. Beberapa tuntutan yang diajukan antara lain:
- Penegakan hukum terhadap PT MCM
- Pencabutan izin tambang PT MCM
- Penangkapan pelaku kekerasan terhadap warga
- Perlindungan terhadap warga yang menjadi korban konflik tambang
“Kami berharap kasus ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Jangan biarkan nyawa rakyat melayang sia-sia akibat ulah perusahaan tambang yang tidak bertanggung jawab,” pungkas Mareta. (Sumber:Suara.com)