1TULAH.COM-Skandal perlindungan ribuan situs judi online oleh pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) terus bergulir. Pakar telematika Roy Suryo mengungkap fakta mengejutkan terkait keterlibatan alat deteksi situs judi online, Artificial Intelligent Scroller (AIS), dalam kasus ini.
Menurut Roy Suryo, AIS yang seharusnya digunakan untuk memblokir situs judi online justru disalahgunakan oleh sejumlah pegawai Kominfo untuk melindungi situs-situs tersebut. Para pegawai ini diduga mendapatkan keuntungan finansial dari praktik ilegal tersebut.
“AIS ini kan alat canggih yang seharusnya digunakan untuk kebaikan. Tapi, nyatanya malah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi,” ujar Roy Suryo, Kamis (7/11/2024).
Roy Suryo juga menyoroti mahalnya harga AIS yang mencapai Rp250 miliar. Ia mempertanyakan mengapa alat canggih tersebut justru bisa dengan mudah disalahgunakan. “Ini kan pertanda ada yang salah dalam sistem pengawasan di Kominfo,” tegasnya.
Lebih lanjut, Roy Suryo menduga bahwa para atasan di Kominfo, termasuk mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, mengetahui praktik ilegal ini. Pasalnya, AIS merupakan alat yang sangat strategis dan penggunaannya pasti diawasi secara ketat.
“Saya yakin mantan menteri pasti tahu soal ini. Mereka harus bertanggung jawab atas skandal ini,” tegasnya.
AIS: Senjata Makan Tuan
AIS yang seharusnya menjadi solusi untuk memberantas judi online justru menjadi alat untuk melindungi bisnis ilegal tersebut. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan yang ketat terhadap penggunaan teknologi dalam pemerintahan.
Dampak Skandal AIS
Skandal AIS ini menimbulkan sejumlah pertanyaan besar, di antaranya:
- Bagaimana bisa alat canggih disalahgunakan dengan mudah?
- Apakah ada pejabat lain yang terlibat dalam skandal ini?
- Apa langkah-langkah yang akan diambil pemerintah untuk mengatasi masalah ini?
Kasus ini juga menjadi sorotan publik dan memicu berbagai reaksi. Banyak pihak yang mendesak pemerintah untuk melakukan investigasi menyeluruh dan menindak tegas para pelaku. (Sumber:Suara.com)