1tulah.com, MUARA TEWEH-Memburuknya perekonomian global dan masih belum tuntasnya pandemi global yang berdampak pada melonjaknya angka inflasi di sejumlah Negara.
Agar lonjalan inflasi di dalam negeri tidak terjadi seperti negara tetangga Srilanka, Pemerintah Pusat melaksanakan mitigasi krisis ekonomi melalui Rakernas Pengendalian Inflasi. Rakernas yang dipimpin Mendagri diikuti oleh seluruh Kepala Daerah baik Gubernur maupun Bupati/Walikota se-Indonesia beserta Forkopimda dan pejabat pendamping melalui virtual.
Dijelaskan Mendagri, Tito Karnavian, krisis energi dan krisis pangan ditambah lagi Rusia merupakan pemasok energi dan pangan yang cukup besar, sehingga menyebabkan inflasi global.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,4 % setelah recovery pandemi covid-19. “Hal yang diperlu diwaspadai negara-negara luar tidak mampu bangkit menghadapi Pandemi Covid-19,” jelas Tito.
Sehingga kondisi ekonomi global mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia. “Di daerah-daerah belum terasa karena Pemerintah Pusat melaksanakan subsidi dari Rp152 triliun di awal tahun sekarang menjadi Rp500 triliun,” kata Tito.
Sementara Kepala BPS, Dr. Margo Yuwono, M.Si menyampaikan, perlu diwaspadai Pemerintah Pusat dan daerah adalah inflasi bahan makanan yang diakibatkan kenaikan BBM, sehingga mempengaruhi biaya transportasi.
Kenaikan BBM dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk menyehatkan APBN.
Bupati Barito Utara yang diwakilkan Wakil Bupati, Sugianto Panala Putra bersama Unsur FKPD, Sekretaris Daerah, Tim Pengendali Inflasi Daerah akan segera menindaklanjuti rakernas pengendalian inflasi di daerah.
“Langkah-langkah yang tepat harus segera diambil oleh pemerintah daerah agar tidak terjadi kekacauan inflasi yang tidak terkendali,” kata Sugianto menyampaikan pesan Bupati.
Karena jika tidak di antisipasi inflasi ini maka akan mengganggu pemulihan ekonomi yang berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Barito Utara. “Besok kita akan adakan rapat TPID terkait langkah konkret untuk menghadapi kenaikan inflansi,” tutup Sugianto.(Delia)