1tulah.com, LAMANDAU – LangkahSugianto Sabran maju kedua kali pada perhelatan pemilu Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, bersama pasangan Edy Pratowo, kali ini terasa berat. Bagaimana tidak, serangan black campaign (kampanye hitam) terhadap dirinya bertubi-tubi di media sosial. Salah satunya mencuat soal Kinipan dan berbagai isu lingkungan lain.
Lalu apa kata Sugianto? Usai mengukuhkan tim pemenangan Sugianto-Edy di Lamandau, Minggu (18/10/2020) mengatakan,
“Bapak ibu bisa lihat sendiri pihak lain menghalalkan berbagai cara untuk menyerang saya, di facebook (media sosial) kampanye hitamnya ngeri-ngeri sekali. Saya disebut sebagai pelaku pembabat hutan adat Kinipan dan perusak lingkungan, pelaku illegal logging, bahkan sampai sengaja dibuat gambar (meme-meme) tentang saya dan keluarga. Di sebut juga saya sebagai Gubernur seoalah pihak yang bersalah atas izin perusahaan yang menggarap lahan yang sebagian kecil izinnya masuk wilayah Kinipan, bahkan lagi Bupati Lamandau pak Hendra Lesmana juga disebut sebagai pihak yang bersalah, heboh sekali begitu kan,” kata Sugianto, seperti di kutik Borneonews.co.id.
Sugianto menyebut, serangan seperti itu mungkin dimaksudkan untuk memengaruhi masyarakat untuk tidak memilihnya. Terutama menyasar masyarakat yang tidak tahu dan tidak ingin mencari tahu fakta dan data yang sebenarnya.
“Mungkin di sini saya perlu blak-blakan menyampaikan fakta sebenarnya. Gini bu, soal izin perusahaan perkebunan itu tidak ada kewenangan Gubernur, bukan saya yang keluarkan izinnya. Izin perkebunan itu urusan pemerintah kabupaten dan level kementrian.” ungkapnya.
Untuk diketahui semua, perusahaan yang masuk Kinipan itu proses izinnya dikeluarkan zaman nya bupati Lamandau yang lama, yaitu zaman pak Marukan.
“Jadi bukan saya, bukan juga pak Bupati Hendra Lesmana, itu jaman pak Marukan. Ibu tahu tidak pak Marukan itu sekarang dukung siapa, Beliau sebagai ketua tim sukses Kabaupaten Lamandau untuk calon sebelah. Harusnya calon sebelah itu tinggal tanyakan aja ke pak Marukan kalau mau tahu soal izinnya, bukan terus aja digoreng jadi modal kampanye agar masyarakat berasumsi dan menuduh yang tidak-tidak,” beber Sugianto disambut riuh hadirin.