1TULAH.COM-Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) kembali menyuarakan keluhannya terkait kesejahteraan para hakim. Dalam sebuah audiensi dengan pimpinan dan anggota DPR RI, para hakim mengungkapkan kekecewaannya terhadap besaran gaji yang mereka terima. Mereka bahkan membandingkan gaji hakim dengan uang jajan anak seorang selebriti Raffi Ahmad.
Gaji Hakim: Tak Seberapa Dibanding Tanggung Jawab
Dalam audiensi tersebut, para hakim menyoroti stagnannya kenaikan gaji sejak tahun 2012. Menurut Rangga Lukita Desnata, salah satu koordinator SHI, besaran gaji yang mereka terima saat ini dinilai tidak sebanding dengan beban kerja dan tanggung jawab yang diemban sebagai seorang hakim. “Kami bekerja sebagai wakil Tuhan di dunia, tapi gaji kami seperti uang jajan anak selebriti,” ungkapnya dalam audiensi tersebut.
Pernyataan tersebut tentu saja mengundang perhatian publik. Banyak yang terkejut mendengar bahwa gaji hakim, profesi yang sangat penting dalam menegakkan keadilan, ternyata masih tergolong rendah.
Rincian Gaji Pokok Hakim
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2012, gaji pokok hakim ditentukan berdasarkan golongan dan masa kerja. Berikut adalah rincian lengkapnya:
1.Golongan III
Golongan III/a: Rp 2.064.100 – Rp 3.929.700
Golongan III/b: Rp 2.151.400 – Rp 4.047.600
Golongan III/c: Rp 2.242.400 – Rp 4.169.000
Golongan III/d: Rp 2.337.300 – Rp 4.294.100.
2. Golongan IV
Golongan IV/a: Rp 2.436.100 – Rp 4.422.900
Golongan IV/b: Rp 2.539.200 – Rp 4.555.600
Golongan IV/c: Rp 2.646.600 – Rp 4.692.300
Golongan IV/d: Rp 2.758.500 – Rp 4.833.000
Golongan IV/e: Rp 2.875.200 – Rp 4.978.000.
Tunjangan Jabatan
Sedangkan, tunjangan jabatan hakim diberikan sesuai dengan jenjang karier, wilayah penempatan kerja, hingga kelas pengadilan.
Mengapa Gaji Hakim Perlu Dinaikkan?
Ada beberapa alasan mengapa gaji hakim perlu dinaikkan:
- Beban Kerja yang Tinggi: Hakim memiliki beban kerja yang sangat tinggi, termasuk menangani berbagai kasus yang kompleks dan sensitif.
- Tanggung Jawab yang Besar: Keputusan yang diambil oleh hakim memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan banyak orang.
- Potensi Korupsi: Gaji yang rendah dapat memicu terjadinya korupsi di kalangan hakim.
- Menarik SDM Berkualitas: Gaji yang kompetitif diperlukan untuk menarik calon hakim yang berkualitas dan mempertahankan mereka dalam jangka panjang.
Tanggapan DPR
Pimpinan DPR yang hadir dalam audiensi tersebut menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi dari para hakim. Mereka berjanji akan membawa masalah ini ke dalam pembahasan anggaran dan revisi peraturan perundang-undangan terkait.
Apa yang Harus Dilakukan?
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, DPR, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Meningkatkan Anggaran: Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan hakim.
- Merevisi Peraturan Perundang-undangan: Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang gaji dan tunjangan hakim perlu direvisi untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
- Meningkatkan Transparansi: Proses pengambilan keputusan terkait gaji hakim perlu dilakukan secara transparan dan akuntabel.
- Peningkatan Pengawasan: Pengawasan terhadap kinerja hakim perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
Permasalahan gaji hakim merupakan isu yang kompleks dan membutuhkan solusi jangka panjang. Pemerintah dan DPR perlu segera mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan para hakim, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan independen. (Sumber:Suara.com)