1tulah.com, PALANGKA RAYA-Saat ini pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi tengah intensif menyosialisasikan penerapan kurikulum meredeka di setiap jenjang pendidikan.
Kurikulum baru ini disebutkan akan menggantikan kurikulum K-13 yang selama beberapa tahun ini menjadi panduan menggajar- belajar para guru dan siswa.
Anggota DPRD Kalteng, Heri Santoso mengatakan penerapan kurikulum pendidikan baru oleh pemerintah harus melalui pertimbangan agar dapat diikuti secara optimal peserta didik disatuan pendidikan.
Selain itu juga supaya mudah diterapkan oleh tenaga pendidik atau guru yang mengajar, sehingga didalam prosesnya dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
Karena, hal yang dikhawatirkan yaitu tanpa adanya pertimbangan maka akan berdampak pada pelaksanaan pembelajaran disatuan pendidikan.
“Dalam menerapkan kurikulum baru harus memang benar-benar dikaji secara mendalam, jangan kesannya coba-coba. Karena, percuma ada kurikulum baru namun selama pelaksanaannya tidak optimal, ini yang perlu diantisipasi,”kata Anggota DPRD Kalteng, Heri Santoso kepada 1tulah.com, Selasa (9/8/2022).
Ia memahami, perkembangan zaman di era digitalisasi saat ini menjadi salah satu faktor yang mendorong pemerintah untuk berinovasi dalam upaya meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan salah satunya melalui kurikulum baru.
Akan tetapi, lanjutnya, pertimbangan juga perlu agar peserta didik bisa beradaptasi dengan pelaksanaan pendidikan berbasis kurikulum baru tersebut.
Ditambahkannya, pada dasarnya tidak semua peserta didik mampu langsung beradaptasi dengan kurikulum baru yang akan diterapkan, oleh karenanya hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan, karena jangan sampai terkesan memaksakan kehendak dan pada akhirnya harus merevisi kembali kurikulum baru itu.
Ia menyarankan, ada baiknya pemerintah supaya dapat memaksimalkan satu kurikulum pendidikan saja, namun efektif, sebab percuma banyak kurikulum tapi dalam pelaksanaannya tidak efektif dan justru pada akhirnya membuat bingung peserta didik maupun tenaga pendidik atau guru memilih yang mana yang harus diterapkan.
“Kita menyarankan lebih baik fokus saja terhadap satu kurikulum agar didalam penerapannya bisa optimal. Apabila memang dirasa kurikulumnya tertinggal dengan perkembangan zaman kurikulum itu jangan diganti, tapi hanya perlu direvisi atau ditambah apa yang menurut penting untuk meningkatkan mutu maupun kualitas pendidikan diera sekarang,” tandasnya. (Ingkit)