Taliban Bayar Gaji Ribuan Pegawai Pemerintah Pakai Gandum

- Jurnalis

Rabu, 12 Januari 2022 - 18:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perempuan Afghanistan Menggendong Anaknya di Tengah Orang-orang yang Menunggu Bantuan Kemanusiaan. Foto: Antara/Reuters.

Perempuan Afghanistan Menggendong Anaknya di Tengah Orang-orang yang Menunggu Bantuan Kemanusiaan. Foto: Antara/Reuters.

1tuah.com, JAKARTA: Taliban membayar gaji ribuan pegawainya di sektor publik Afghanistan dengan gandum hasil sumbangan dari negara lain, karena krisis keuangan di negara itu kini kian meningkat.

Pemerinah Taliban mengumumkan pembayaran dengan gandum yang merupakan program “makanan untuk pekerjaan” itu pada Selasa (11/01).

Gandum hasil sumbangan itu digunakan oleh Taliban untuk membayar 40.000 pekerja dengan 10 kilogram gandum per hari atas pekerjaan lima jam sehari, kata pejabat pertanian pada konferensi pers.

Gandum itu sebagian besar disumbangkan oleh India kepada pemerintahan Afghanistan sebelumnya, yang didukung Amerika Serikat.

Skema makanan untuk pekerjaan (food for work) itu, yang sebagian besar telah diberlakukan untuk membayar para pekerja pada program pekerjaan umum di Kabul, akan diperluas ke seluruh negeri, kata Taliban.

“Kami siap membantu rakyat semampu kami,” kata Fazel Bari Fazli, wakil Menteri Administrasi dan Keuangan di Kementerian Pertanian.

Baca Juga :  Lawan Tambang Nikel! Aktivis Desak Bahlil Lindungi Raja Ampat & Masyarakat Adat

Pemerintah Taliban telah menerima tambahan 18 ton gandum dari Pakistan dan dijanjikan tambahan 37 ton gandum.

Selain itu, Taliban sedang menjalankan negosiasi dengan India untuk mendapat 55 ton gandum, menurut Fazli.

“Kami punya banyak rencana untuk program ‘food for work’,” katanya.

Sejauh ini masih belum jelas berapa banyak gandum yang disumbangkan akan digunakan sebagai bantuan kemanusiaan langsung dan berapa banyak yang digunakan untuk membayar pekerja.

Program “food for work” yang diperluas itu menyoroti kesulitan yang meningkat yang dihadapi oleh pemerintahan Taliban ketika uang tunai di Afghanistan semakin langka.

Kondisi itu lebih lanjut dapat menimbulkan pertanyaan di antara penyumbang mengenai penggunaan bantuan kemanusiaan untuk tujuan pemerintah sementara pembatasan ketat tetap berlangsung pada aliran keuangan ke Afghanistan.

Baca Juga :  Resmi! Qatar dan Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Keempat Zona Asia

Sanksi internasional terhadap anggota Taliban, pembekuan aset bank sentral, dan penurunan secara tiba-tiba bantuan internasional yang pernah menjadi tulang punggung ekonomi Afghanistan telah membuat pemerintah Taliban kekurangan dana dan menghadapi dan krisis ekonomi yang memburuk.

Bantuan kemanusiaan terus berlanjut waktu pemerintah asing berusaha mencegah jutaan warga Afghanistan kelaparan.

Namun, bantuan itu dirancang untuk melewati saluran-saluran pemerintah Afghanistan dan sebagian besar didistribusikan oleh lembaga multilateral internasional.

Badan-badan PBB pada Selasa meminta penyumbang memberi bantuan kemanusiaan senilai 4,4 miliar dolar AS setara Rp62,9 triliun bagi Afghanistan pada 2022, dengan menyebut dana tersebut sebagai “upaya penting penghentian kesenjangan” untuk memastikan masa depan Afghanistan. *

Sumber: Suara.com/Antara/Reuters

Berita Terkait

PBNU Bantah Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat: Tudingan yang Paling Keji!
Resmi! Qatar dan Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Keempat Zona Asia
Menkomdigi Tegaskan: Platform OTT Asing Wajib Dukung Industri Penyiaran Nasional!
Varian XFG COVID-19 Merebak di India: Kenali Gejala dan Jalur Penyebarannya
Reshuffle Kabinet? Prabowo Pilih Bertahan, Intip Faktor Politik dan Kinerja di Balik Keputusan Ini
Deforestasi Global Makin Parah: Sepertiga Hutan Hilang Permanen, Ancaman Nyata di Depan Mata!
DPRD Kalteng Siap Teruskan Aspirasi Pembubaran Ormas GRIB Jaya ke Kemenkumham
Prabowo Unggah Momen Telepon Donald Trump, Sinyal Penting di Tengah Isu Tarif Impor AS?

Berita Terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 20:17 WIB

PBNU Bantah Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat: Tudingan yang Paling Keji!

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:19 WIB

Resmi! Qatar dan Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Keempat Zona Asia

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:08 WIB

Menkomdigi Tegaskan: Platform OTT Asing Wajib Dukung Industri Penyiaran Nasional!

Jumat, 13 Juni 2025 - 18:55 WIB

Varian XFG COVID-19 Merebak di India: Kenali Gejala dan Jalur Penyebarannya

Jumat, 13 Juni 2025 - 12:58 WIB

Reshuffle Kabinet? Prabowo Pilih Bertahan, Intip Faktor Politik dan Kinerja di Balik Keputusan Ini

Jumat, 13 Juni 2025 - 12:50 WIB

Deforestasi Global Makin Parah: Sepertiga Hutan Hilang Permanen, Ancaman Nyata di Depan Mata!

Jumat, 13 Juni 2025 - 10:57 WIB

DPRD Kalteng Siap Teruskan Aspirasi Pembubaran Ormas GRIB Jaya ke Kemenkumham

Jumat, 13 Juni 2025 - 10:23 WIB

Prabowo Unggah Momen Telepon Donald Trump, Sinyal Penting di Tengah Isu Tarif Impor AS?

Berita Terbaru