1TULAH.COM-Rencana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menambahkan mata pelajaran coding dan Artificial Intelligence (AI) di tingkat sekolah dasar (SD) menuai kritik pedas dari berbagai kalangan. Para pengamat pendidikan menilai, langkah tersebut terkesan prematur dan mengabaikan fondasi pendidikan yang lebih dasar.
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matarji, secara tegas mengkritik rencana tersebut. Ia menilai bahwa kualitas pendidikan dasar di Indonesia saat ini masih jauh dari ideal.
“Kalau diberlakukan di seluruh sekolah ya pasti akan menimbulkan bencana baru di dunia pendidikan. Siswa kita ini membaca dan berhitung saja gak bisa, mutunya terburuk di dunia, lha kok diajarin coding, ya aneh tapi nyata,” tegas Ubaid.
Mengapa Kritik Menggema?
Beberapa alasan utama di balik kritik terhadap rencana penambahan pelajaran coding dan AI di SD adalah:
- Fondasi yang belum kuat: Banyak siswa Indonesia masih kesulitan dalam menguasai kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Menambahkan pelajaran yang lebih kompleks seperti coding dan AI dianggap akan semakin membebani siswa.
- Sarana dan prasarana yang belum memadai: Tidak semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas yang memadai untuk mengajarkan coding dan AI, seperti komputer yang cukup dan koneksi internet yang stabil.
- Kualitas guru: Tidak semua guru memiliki kompetensi yang cukup untuk mengajarkan mata pelajaran yang sangat teknis seperti coding dan AI.
Apa yang seharusnya menjadi prioritas?
Para pengamat pendidikan berpendapat bahwa sebelum memperkenalkan pelajaran-pelajaran yang lebih advanced seperti coding dan AI, pemerintah seharusnya lebih fokus pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
- Peningkatan kualitas guru: Melalui pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan.
- Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai: Termasuk perpustakaan, laboratorium, dan teknologi informasi yang mendukung pembelajaran.
- Revisi kurikulum: Menyusun kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman dan disesuaikan dengan karakteristik siswa Indonesia.
Rencana penambahan pelajaran coding dan AI di SD memang menarik perhatian dan membuka diskusi yang menarik di kalangan pendidikan. Namun, sebelum memutuskan untuk mengimplementasikannya, pemerintah perlu mempertimbangkan dengan matang berbagai aspek, termasuk kesiapan infrastruktur, kualitas guru, dan kebutuhan siswa.
Prioritas utama saat ini adalah memperbaiki kualitas pendidikan dasar agar siswa Indonesia memiliki fondasi yang kuat sebelum mempelajari hal-hal yang lebih kompleks.(Sumber:Suara.com)