1TULAH.COM-Saat ini dunia Internasional tengah dibayang-bayangi penyebaran virus global sebagaimana covid-19 lalu. Kondisi yang dianggap oleh banyak kalangan merupakan konspirasi politik ini, juga mendapat penentangan dari banyak Negara, termasuk di Indonesia.
Seiring dengan itu berbagai produk yang dapat menghentikan penyebaran virus pun mulai diluncurkan, terutama menjelang musim haji pada tahun 2024 ini.
Produk yang dianggap dapat menangkal penyebaran virus dan kuman itu ada dalam bentuk tasbih atau Rosario yang diproduksi D&F Labs di Inggris, Aetha Design. Bahan dasarnya diambil dari batang kayu pohon teh.
Setiap tahun, lebih dari 2 juta Muslim melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Sebuah terobosan dilakukan untuk menjamin kesehatan para jamaah, dengan peluncuran tasbih khusus yang mampu melawan kuman.
Ibadah haji memerlukan kemampuan fisik dan biaya cukup tinggi. Bagi mereka yang mampu, dianjurkan datang ke tanah suci setidaknya sekali seumur hidup. Selain kesempatan untuk berdoa dan pengampunan, ibadah haji juga bentuk kerendahan hati dan persatuan Muslim dari seluruh dunia.
Sebagai salah satu pertemuan terbesar di dunia, ibadah Haji juga memiliki sejumlah tantangan serius di bidang kesehatan, khususnya bagi pemerintah Arab Saudi.
Tahun lalu, untuk pertama kalinya pasca pandemic COVID 19, kapasitas ibadah haji dimaksimalkan oleh pemerintah Arab Saudi. Tentu saja, keputusan ini dibayangi oleh kekhawatiran terkait potensi penyebaran penyakit dan upaya pencegahannya, khususnya karena ruang-ruang yang disesaki jamaah.
Sebuah terobosan dibuat untuk menekan kekhawatiran di sektor kesehatan ini. Manasvi Gosalia, pendiri dari D&F Labs mengembangkan sebuah tasbih khusus bersama perusahaan berbasis di Inggris, Aetha Design.
Ia mengatakan bahwa tasbih ini berfungsi membantu mereka yang sedang melakukan perjalanan spiritual di satu sisi, dan sekaligus mematuhi langkah-langkah menciptakan ibadah yang lebih sehat, baik ketika berhaji maupun umrah.
Ia juga mengatakan, kelebihan desain itu terletak pada fakta, bahwa tasbih telah menjadi bagian dari kehidupan orang sehari-hari.
“Hal yang paling baik adalah menemukan produk yang umum dipakai, yang sudah sering dipegang seseorang. Jadi, saat ini kami tidak mencoba untuk mendorong para jamaah untuk beranjak dan menjangkau sesuatu, benda ini sudah ada di tangan mereka. Dan jika ini bisa membantu mereka memastikan kebersihan untuk kondisi lebih baik, itu baik sekali. Satu tantangan sudah diselesaikan,” kata dia.
Gosalia menjelaskan bagaimana akhirnya mereka menggunakan kayu pohon teh, yang sudah diketahui memiliki kemampuan antibakteri, antijamur dan antioksidan.
“Cara alami untuk membersihkan adalah dengan alkohol. Itu menjadi semacam standar, bukan? Jadi jika Anda memilih merk-merk pembersih tangan, itu adalah satu-satunya bahan yang digunakan. Tetapi karena aspek lingkungan, budaya dan keagamaan, kita tidak bisa menggunakan alkohol,” kata dia.
Karena itu, tantangan selanjutnya adalah menggunakan kayu pohon teh ke dalam sebuah produk yang digunakan dan sesuai dengan estetika tasbih yang sudah ada di pasaran.
D&F Labs serta Aetha Design mengembangkan sebuah teknik pencetakan, untuk membungkus manik-manik padat dalam senyawa yang lebih lembut dan mengandung bahan pembersih.
Setelah bungkus manik-manik itu menipis karena terus digunakan, dimana sudah desain bahwa bahan itu baru akan habis setelah ibadah haji selesai, manik-manik yang menjadi bahan dasar tasbih itu masih bisa digunakan sebagaimana biasa. Langkah ini membuat tasbih khusus ini tidak menciptakan sampah.
Gosalia menambahkan, tantangan terbesarnya adalah mendesain sebuah benda yang tahan panas ketika berhadapan dengan iklim gurun Arab Saudi yang menyengat.
Rekan Gosalia, pendiri D&F Labs, Shamsher Walia mengatakan produk ini telah menjalani uji coba yang ketat dan mereka yakin bahwa tasbih ini akan memberikan perlindungan tambahan bagi jamaah haji.
“Tentu, saya melihat bagaimana selera orang terhadap tasbih. Tetapi ini semua akan tergantung pada bagaimana produk ini diterima, yang kami rasa ini akan diterima dengan baik,” ujar dia.
Dr Salman Waqar, Presiden dari Asosiasi Medis Islam Inggris (BIMA), yang menyediakan panduan yang berakar pada bioetis Islam, mendukung upaya untuk meningkatkan kepedulian terkait potensi persoalan kesehatan yang membayangi ibadah haji.
“Ibadah haji adalah salah satu pertemuan terbesar umat manusia, dari seluruh dunia. Dan secara alami, ketika Anda mengumpulkan orang-orang dari seluruh pelosok dunia bersama, Anda juga membawa banyak penyakit dari kawasan itu juga,” ujar dia.
Ia juga menambahkan, bahwa selama ini pemerintah Arab Saudi sudah menjalankan tugas dengan sangat baik, dalam upaya memastikan kebersihan.
“Tetapi selalu ada risiko terkait virus dan bakteri, dan penyakit menular bisa disebarkan diantara orang-orang. Dan karena itu memiliki kepedulian terhadap hal semacam ini, sangat penting, khususnya jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu sebelumnya,” ujar dia.
Waqar menambahkan, upaya standar yang diberikan terkait kebersihan tangan, yang sudah rutin dan akrab bagi orang-orang selama pandemi COVID 19, harus tetap diikuti.
“Kebersihan tangan sangat penting. Apapun yang bisa mengingatkan orang-orang pada hal itu, mencuci tangan sering-sering misalnya, membersihkan tangan dengan sanitizer, akan selalu lebih baik. Kita tahu, banyak penyakit disebarkan melalui kontak,” ujar dia. (Sumber:voaindonesia.com)