1tulah.com, BUNTOK-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Selatan (Barsel), menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan pengembangan rumah pangan makanan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). Kegiatan dalam rangka penanganan stunting ini, bertempat di Aula Setda setempat, Kamis (27/7/2023).
Rakor tersebut dibuka secara resmi oleh Pj. Bupati Barsel H. Deddy Winarwan yang diwakili oleh Asisten I Yoga P. Utomo, dan dihadiri oleh tim Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (BPKKP BPN), Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Peternakan (DKP3) Ida Safitri, serta TP-PKK Kabupaten setempat.
Yoga P. Utomo menyampaikan, untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan dan pemahaman masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan B2SA, BPN telah menunjuk beberapa daerah sebagai lokasi Pilot Project untuk pengembangan rumah pangan makanan B2SA, salah satunya di Kabupaten Barsel.
“Maka dari itu kita mengadakan Rakor ini untuk menyiapkan langkah-langkah dalam mendukung program pemerintah tersebut,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, di Indonesia yang menjadi lokasi Pilot Project pengembangan rumah pangan B2SA hanya ada empat daerah yang telah ditunjuk oleh BPN, selain Kabupaten Barsel ada tiga daerah lainnya yakni Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh dan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
“Kita patut berbangga dan bersyukur karena Kabupaten Barsel telah ditunjuk sebagai salah satu daerah yang menjadi lokasi Pilot Project, dan menjadi satu-satunya Kabupaten di pulau Kalimantan yang mendapatkan kesempatan tersebut,” ungkap pria yang akrab disapa pak Yoga ini.
Ia menuturkan, kualitas konsumsi pangan B2SA dapat terwujud apabila pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang perlu didukung oleh pengetahuan, pemahaman dan kesadaran dari masyarakat, maka dari itu pengembangan rumah pangan B2SA ini sangat bermanfaat untuk membantu para ibu hamil dan menyusui serta calon pengantin, dan kapada anak-anak yang menderita gizi buruk, gizi kurang atau stunting.
“Untuk itu, diperlukan upaya mengubah pola konsumsi pangan masyarakat melalui edukasi/kampanye dan sosialisasi konsumsi melalui rumah pangan B2SA dalam mendukung terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, aktif dan produktif dimasa depan,” tuturnya.
Lebih lanjut Yoga menerangkan, rumah pangan B2SA merupakan tempat dimana dilaksanakannya kegiatan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan untuk masyarakat.
Hal tersebut, ujarnya, dilaksanakan dengan cara memberikan makanan B2SA kepada penerima manfaat, seperti anak-anak penderita gizi buruk, ibu hamil dan menyusui serta calon pengantin sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 6 bulan.
Ia melanjutkan, dalam pelaksanaannya nanti kegiatan rumah pangan B2SA ini akan dikelola oleh kader-kader TP PKK mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan sampai Kelurahan dan desa dengan menyusun menu B2SA sesuai potensi dan kearifan lokal pada masing masing lokasi rumah pangan.
“Agar program ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar, kami telah menunjuk Kelurahan Buntok Kota sebagai lokasi Pilot Project di Kabupaten Barsel,” terang Yoga.
Ia mengatakan, mengapa Kelurahan Buntok Kota yang menjadi lokasi rumah pangan B2SA, karena Kelurahan Buntok Kota merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi kasus stunting tertinggi di Kabupaten Barsel, maka dari itu perlu adanya sinergitas antara kader TP PKK Kelurahan, Kecamatan maupun Kabupaten, Dinas terkait serta dengan Pemkab dan pemerintah pusat.
Ia menambahkan, edukasi kepada masyarakat melalui pengembangan rumah pangan B2SA ini sebagai sarana percontohan dalam rangka mengaplikasikan konsumsi pangan dengan gizi seimbang yang tentunya diharapkan dapat mengatasi stunting, gizi buruk untuk mewujudkan generasi penerus yang sehat, aktif dan produktif.
“Saya berharap melalui Rakor dan pelaksanaan rumah pangan B2SA dilapangan nantinya dapat memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat, sehingga dapat menurunkan angka stunting di Indonesia khususnya di bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini,” kata Yoga P. Utomo. (Alifansyah)