1TULAH.COM, Muara Teweh – Seorang warga Kota Muara Teweh viral di media sosial (medsos). Ia menyentil alias menyindir (satire) Pemerintah Kabupaten Barito Utara, lantaran tak mampu menertibkan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG bersubsidi 3 kilogram.
Dalam video berdurasi 33 detik itu, pemilik akun instagram @ojek.antar_ambil.mtw meminta doa jadi bupati. Karena jika ia jadi bupati, akan mudah menertibkan LPG bersubsidi 3 kilogram di atas HET.
“Jasa jadi bupati, jasa jadi bupati. Ya Allah semoga aku jadi bupati. Karena PDAM selalu malam jalannya di tempat kami. Dan juga gas LPG dijual tidak sesuai HET. Kalau aku jadi bupati nanti, aku akan bikin PDAM khusus di Lanjas. Dan aku ciduk penjual gas tidak sesuai HET. Semoga aku jadi bupati.amin….amin,” kata si pemilik akun.
Pemilik akun juga menuliskan kalimat, cerita menanggapi keluhan rakyat.
Dalam video nya, saat memperagakan narasi. ia membawa tabung LPG dan juga gayung air dan menggunakan topi purun. Dalam unggahannya, pria ini juga membuat tagar #keluhan.
Video ini juga di share oleh pemilik akun instagram @kabarbanua-kita, dan viral. Dalam statusnya, pemilik akun melampirkan deskripsi, keluhan dari kami rakyat kecil. Agar bisa didengarkan. Selain dia medsos instagram, warga net juga memviralkan unggahan video ini di meedia sosial facebook. Tanggapan warganet pupn ramai.
Staf Ahli Bupati, Hery Jhon Setiawan, dikonfirmasi wartawan media ini mengatakan, dirinya mengenal pria di dalam video itu.
“Iya itu orang Muara Teweh, dan kalau tidak salah dia mantan mantan siswa saya,” kata Hery Jhon Setiawan, Jumat 21 Juli 2023.
Sekedar mengingatkan, keluhan warga Muara Teweh terkait mahalnya LPG bersubsidi 3 kilogram, sudah terjadi sejak awal tahun 2023. Pemkab Barut sudah melakukan rapat hinga pulluhan kali. Tidak itu saja, Sampai saat ini belum ada penindakan dan penertiban terhadap pelaku usaha yang memanfaatkan keuntungan dari penjuala LPG.
Pemkab memang sudah membuat perjanjian tertulis agar pihak agen mentaati HET diterbitkan Pemerintah Barito Utara. begitu juga dengan melakukan beberapa kali pasar penyeimbang. Namun harga tetap tak terkendali. Pangkalan resmi sering tutup. namun celakanya, di pangkalan tidak resmi serta di kios-kios eceran, stok LPG bersubsidi justru banyak.
Kekinian upaya Pemerintah Daerah Barito Utara berencana akan melapor ke Kementrian ESDM di Jakarta.
Pemkab menerapkan HET terendah Rp24.000 di dalam kota Muara Teweh. Sedang HET di kecamatan-kecamatan bervariasi dari harga Rp25.000 sampai dengan Rp30.000 per tabung.(*)