1TULAH.COM-Di penghujung tahun 2022 yang tinggal sepekan ini, jagad maya dikejutkan dengan dugaan skandal asusila antara Ketua KPU RI Hasim Asy’ari dengan Mischa Hasnaeni Moein, putri politisi PDIP Max Moein.
Dugaan isu skandal asusila ini, diungkapkan sendiri oleh Hasnaeni Moein bahwa dirinya diminta gratifikasi seks oleh Ketua KPU RI. Tujuannya adalah untuk memuluskan urusan politiknya di KPU RI. Pemberiaan gratifikasi seks itu diakuinya pula terjadi beberapa kali di tahun 2022 ini.
Buntut-buntutnya Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari dilaporkan oleh Hasnaeni Moein melalui Kuasa Hukumnya Farhat Abbas ke DKPP.
Sehubungan dengan ini, Ketua KPU Hasyim Asy’ari hanya memberikan komentar singkat atas laporan yang ditujukan kepadanya. Ia mengatakan akan mengikuti perkembangan laporan ke DKPP tersebut.
Lantas siapakah sebenarnya Hasnaeni Moein yang juga putri politisi PDIP Max Moein ini dan bagaimana sepak terjangnya di pentas Nasional?
Entah sejak kapan dan bagaimana mulanya sosok perempuan bernama lengkap Mischa Hasnaeni Moein bisa dikenal dengan sebutan Wanita Emas. Yang jelas, perempuan kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan itu adalah putri dari politisi PDIP Max Moein.
Dirunut dari beberapa sumber, ia sudah malang melintang di dunia politik maupun bekerja di beberapa perusahaan. Hasnaeni Moein tercatat pernah menjadi Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Kosgoro periode 2005-2006.
Di tahun 2008 ia juga pernah menjadi Wakil Bendahara Umum Partai Hanuria. Di tahun berikutnya ia menjadi Ketua Dewan Pimpinan Nasional Partai Demokrasi Kebangsaan.
Di ranah perusahaan, Hasnaei Moein pernah bekerja menjadi pegawai di PT Prajna Graha Asri Realty, CV Total Teknik, PT Tleenet Internusa (Investor penyewaan BTS), dan menjadi Komisaris di PT Misi Mulia Production (Production house).
Tak hanya di situ, Hasnaeni juga pernah menjadi pegawai di PT Misi Mulia Metrical (Kontraktor sipil, mekanikal, dan electrical), dan menjadi Komisaris PT Misi Mulia Petronusa.
Selain di politik dan perusahaan, Hasnaeni juga sempat terjun di dunia keartisan. Ia pernah terlibat dalam dunia sinetron serta jadi bintang iklan televisi Sharp pada 2010.
Adapun sinetron yang pernah ia bintangi yaitu berjudul Saras 008 dan Jin dan Jun. Di dunia sinetron, Hasnaeni menggunakan nama Mischa S Moein.
Hasnaeni juga pernah tergabung dalam partai Demokrat selanjutnya masuk di PDIP. Kemudian ia memutuskan untuk mendirikan partai politik miliknya sendiri.
Diberitakan, partai politik yang didirikannya itu adalah Partai Emas. Hasnaeni Moein pun menjadi ketua umum dari partai politik tersebut.
Musyawarah pendirian Partai Emas (Era Masyarakat Sejahtera) digelar di Kemang Timur, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu 11 Juli 2020 yang lalu. Dari sini, sejumlah media yang ‘latah’ mulai menyebutnya dengan julukan ‘Wanita Emas’ meski sejatinya bisa dibilang ia belum pernah menelurkan karya emas.
Hasnaeni si Wanita Emas tak sekali ini bikin gempar. Ia sebelumnya sempat viral karena histeris berteriak-teriak saat hendak ditangkap jaksa.
Ia memakai kursi roda lengkap dengan infus di tangan. Akan tetapi, dokter kejaksaan yang memeriksanya menyatakan dia sehat, dan kemudian tetap ditahan.
Sebelum ditangkap, oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) si Wanita Emas ditetapkan sebagai tersangka dari tindak kasus korupsi Waskita Beton.
Penetapan tersangka itu atas perkara dugaan korupsi penyimpangan dan penyelewengan penggunaan dana PT Waskita Beton Precast pada 2016-2020.
Beberapa bulan masuk tahanan sekarang namanya muncul lagi. Laporkan Ketua KPU Ke DKPP Terkait Asusila.
Terkini adalah pengakuan si Wanita Emas yang bikin heboh. Ia mengaku dilecehkan oleh Ketua KPU Hasyim Asy’ari.
Buntut pengakuan itu, Hasyim Asy’ari ia laporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), lantas bagaimana duduk perkaranya? Begini ceritanya:
Bermula dari sebuah video wawancara antara dirinya dengan Farhat Abbas. Ya, Farhat Abbas selama ini dikenal sebagai pengacara kondang yang ‘akrab’ dengan kalangan artis. Ia juga tercatat sebagai Ketum Partai Pandai yang tidak lolos verifikasi KPU.
Dalam video itu, Hasnaeni mengungkapkan soal skandal seks antara dirinya dengan Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari. Menurut dia, Hasyim Asy’ari meminta gratifikasi seksual dari Hasnaeni sebagai imbalan untuk meloloskan partai besutan Hasnaeni yakni Partai Republik 1 sebagai peserta Pemilu 2024.
Hasnaeni juga menunjuk Farhat Abbas sebagai penasihat hukumnya.
Menurut versi Hasnaeni, partainya akan diloloskan sebagai peserta Pemilu 2024, dan bahkan masih ditambahi iming-iming lagi akan lolos parliamentary threshold.
Sebagai upah dari janji-janji itu Hasyim Asy’ari disebut meminta imbalan gratifikasi seksual. Menurut Hasnaeni, gratifikasi itu dituruti dan terjadi hubungan di kantor maupun di sebuah hotel.
Bukan itu saja, Hasnaeni juga bercerita bahwa Hasyim Asy’ari mengungkapkan skenario rahasia bahwa KPU akan mendesain hasil pilpres untuk memenangkan pasangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir.
Atas dugaan pelecehan seksual yang dialaminya, Hasnaeni akan melapor ke polisi, dan atas dugaan abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan, Hasyim Asy’ari akan dilaporkan ke DKPP.
Hasnaeni melalui kuasa hukumnya, Farhat Abbas, melaporkan Hasyim Asy’ari pada Kamis (22/12/2022) dengan nomor DKPP 01-22/SET-02/XII/202 Laporan itu diajukan bersamaan dengan bukti-bukti dugaan pelecehan tersebut.
Adapun bukti-bukti itu, kata Farhat Abbas, meliputi chat pesan WhatsApp, pengakuan testimoni dalam bentuk video, serta foto-foto pembelian sebuah tiket ke Yogyakarta dan kebersamaan keduanya.
Hasnaeni dalam video viral itu juga membenarkan jika dirinya memiliki bukti-bukti tersebut. Lebih lanjut, ia mengaku partainya sempat dijanjikan akan diloloskan oleh Hasyim Asy’ari. Namun, hal itu tidak ditepati.
“Saya tak bisa berkata apa-apa, kita buktikan saja nanti dengan fakta dan bukti yang ada, termasuk bukti chatting-an antara saya dengan bapaknya (Hasyim Asy’ari), buktinya cukup kuat,” katanya.
“Ada (iming-iming untuk meloloskan partai saya) dan saya sedih dijanjikan dan akhir hidup saya berakhir di penjara,” sambungnya.
Pelecehan Terjadi Beberapa Kali
Farhat menyebut dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Hasyim Asy’ari kepada kliennnya terjadi beberapa kali dalam tujuh hari. Kebanyakan dilakukannya di bulan Agustus tahun ini dan sisanya pada awal September.
Adapun detailnya, pada 13, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 25, dan 27 Agustus 2022. Kemudian, pelecehan juga diduga terjadi pada 2 September 2022 di lima tempat berbeda. Lokasinya sendiri di hotel dan ruang kerja, namun rinciannya tidak disebutkan.
Respons Ketua KPU
Ketua KPU Hasyim Asy’ari hanya memberikan komentar singkat atas laporan yang ditujukan kepadanya. Ia mengatakan akan mengikuti perkembangan laporan yang diajukan pihak Wanita Emas ke DKPP.
“Kami mengikuti perkembangan pengaduan ke DKPP tersebut,” kata Hasyim Asyari pada Jumat (23/12/2022). Sementara itu, Komisioner KPU sendiri belum berani menanggapi banyak atas dugaan pelecehan seksual tersebut. (Sumber:suara.com)