1tulah.com, MUARA TEWEH-Komici I DPRD Barito Utara menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama managemen RSUD Muara Teweh dan Dinas Kesehatan setempat, Senin (19/4/2021). Berbagai hal menyangkut kesehatan dibahas, terutama pelayanan di RSUD, pelayanan makanan pasien, kebersihan, dokter hingga penanganan Covid-19.
Saat jajaran anggota komici I DPRD Barito Utara, menanyakan penanganan Covid-19 di rumah sakit, Direktur RSUD Muara Teweh drg Dwi Agus Setidjowati mengaku, pihaknya kewalahan memangani pasien Covid saat ini. Selain termpat dan ruang isolasi serta perawatan terbatas, juga kebanyakan pasien yang dirujuk sudah dalam kondisi parah. belum lagi hal diperparah degna banyaknya tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit ikut terpapar.
“Kami mengaku kewalahan menangani kasus Covid-19 saat ini. Apalagi sekarang kasus meningkat, ruangan terbatas baik, sehingga mau tidak mau jika penuh harus dirujuk ke rumah sakit lalin. Apalagi saat ini kebanyakan, pasien yang dirujuk ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah, seperti mengalami sesak nafas dan kelluhan lain,” kata Dwi Agus dihadapan anggota DPRD Barito Utara.
Dibebernya, ruang lantai atas alias lantai V, tempat isolasi pasien Covid-19, hanya tersedia ruangan untuk 42 pasien. Sekarang sudah terisi 27 pasien. Terus untuk gedung isolasi bawah yang khsusus menangani pasien OTG juga sudah terisi 47 pasien, padahal, kap[asitasnya hanya cukup untuk 51 orang pasien.
“Nah sekarang ada tambahan lagi sebanyak 54 pasien baru yang terkonfirmasi positif Covid-19, kami tidak tau dimana lagi ruang untuk menampung membludaknya pasien Covid,” ungkap Dwi Agus.
kendala lain, lanjut Dwi Agus, penanganan vantilator yang disuplay dari gas, masih dilakukan manual. Sebabnya, ada beberapa alat yang bocor, sehingga gas elpiji yang dibeli dari kerjasama dengna Perusda sering bocor dan cepat habis.
Dwi Agus juga mengakui, hingga saat ini belum ada memiliki laboratorium pemeriksaan Swab PCR dan analisis laboratorium. Dampaknya, setiap sampel Swab harus dikirim ke Palangka Raya. Hasil pemeriksaan keluar 3-4 hari berikutnya.
“Terkait kendala ini, kami sudah membuka lowongan jauh hari untuk tiga orang analis lab Swab PCR, tetapi entah kenapa sampai saat ini tidak ada yang melamaar dan berminat,” ujar Dwi Agus.
RDP terkait pelayanan RSUD Muara teweh dan penanganan Covid bersama Dinas Kesehatan dipimpin Rujana Anggraini. Para anggota Komisi I yakni Henny Rosgiaty Rusli, Wardatun Nur Jamilah, Sinaryati, dan Mustafa bergantian mengajukan pertanyaan kepada mitranya dari pihak pemerintah.
“Managemen RSUD dan juga dinas kesehatan nantinya juga bisa menjelasakan terkait pelayanan dirumah sakit baik penangnan covid dan juga mengenai keluhan makan di rumah sakit. harapan kita ada masukn dan solusi menjadi terbaik. Sedang mengenai kondisi membludaknya peningkaatan kasus Covid, media juga kita ingatkan untuk lebih banyak membeir edukasi ke warga masyarakat, serta mengajak mereka mematuhi protokol kesehatan,” kata Ketua Fraksi PDI P Barut, Henny Rosgiaty.(eni)