1TULAH.COM-Sikap “galau” Pemerintah Indonesia dalam memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dinilai membahayakan ratusan ribu nyawa dan merugikan perekonomian nasional hingga triliunan rupiah.
Hal ini terungkap dalam laporan terbaru berjudul Toxic Twenty: Daftar Hitam 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia, hasil riset kolaborasi Trend Asia, Center of Economic and Law Studies (Celios), dan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA).
Laporan yang diluncurkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Selasa (4/10/2025) ini merangkum 20 PLTU yang tersebar di Sumatera, Jawa, dan Bali yang dianggap paling berbahaya.
Berdasarkan analisis menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP), riset tersebut memproyeksikan negara akan menanggung kerugian kumulatif sebesar Rp 1.822 triliun apabila 20 PLTU berbahaya ini terus beroperasi hingga tahun 2050.
Peneliti Celios, Atina Rizqiana, memerinci kerugian ekonomi per tahun di masa mendatang mencapai Rp 52,4 triliun, dengan potensi berkurangnya pendapatan masyarakat secara agregat sebesar Rp 48,4 triliun.
Dampak negatif juga meluas ke sektor ketenagakerjaan. Atina menyebut, beroperasinya 20 PLTU tersebut berpotensi mengurangi sebanyak 1,45 juta tenaga kerja. Angka ini merupakan akumulasi dari tergerusnya lahan pertanian subur, perkebunan, dan perikanan yang terdampak pencemaran lingkungan.
“Kehadiran PLTU tidak hanya memberikan dampak negatif secara makro terhadap perekonomian, tapi juga menghancurkan ekonomi di sektor-sektor strategis yang selama ini menjadi mata pencaharian warga,” ujar Atina.
Ancaman Kematian Dini dan Dampak Kesehatan
Selain kerugian ekonomi, laporan tersebut juga menyoroti dampak kesehatan yang mengancam. Pemerintah dianggap sedang mempertaruhkan 156.000 nyawa yang berpotensi mengalami kematian dini akibat polusi dari 20 PLTU yang masih beroperasi.
Analis dari CREA, Katherine Hasan, menjelaskan bahwa cemaran polusi akibat pembakaran energi fosil di PLTU berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan, di antaranya kelahiran prematur, kelahiran dengan berat badan kurang, asma pada anak, stroke, dan ketidakhadiran bekerja.
“Belakangan, kita sering mendengar berita kenaikan angka akibat ISPA di Jakarta pada tahun 2025. Salah satu penyebab dari ISPA yakni cemaran polutan lintas batas dari PLTU batu bara di sekitar Jakarta,” kata Katherine.
Mendesak Pensiun Dini PLTU
Menyikapi temuan ini, Pengampanye Energi Trend Asia, Novita Indri Pratiwi, menegaskan bahwa pemensiunan dini PLTU harus segera dilakukan pemerintah. Menurutnya, langkah ini justru menjadi solusi untuk menyelamatkan keuangan negara di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.
“Negara-negara pemberi modal dan pemerintah harus berhenti menawarkan solusi palsu untuk menunda pemensiunan PLTU, melainkan benar-benar melakukan transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan,” tegas Novita. Ia juga berharap hasil riset ini dapat menyadarkan investor bahwa pembangunan PLTU bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga menghancurkan lingkungan dan kesehatan masyarakat. (Sumber:Suara.com)


![6 Kontroversi Miss Universe 2025 yang menggemparkan dunia. [Instagram]](https://1tulah.com/wp-content/uploads/2025/11/mis-universe2025-360x200.jpg)

![Ariel NOAH akan memerankan Dilan dewasa dalam dua proyek film Dilan terbaru: Dilan ITB 1997 dan Dilan Amsterdam. [Instagram/arielnoah]](https://1tulah.com/wp-content/uploads/2025/11/ariel-dilan-360x200.jpg)
![Seto Mulyadi atau Kak Seto di Rumah Sakit (RS) Medistra, Jakarta, Kamis (10/4/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://1tulah.com/wp-content/uploads/2025/11/kak-eto-stroke-360x200.jpg)






























