Trump Serang The Fed, Wall Street Anjlok! Dow Jones Rontok 2,48%, Emas Cetak Rekor Tertinggi!

- Jurnalis

Selasa, 22 April 2025 - 09:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

1TULAH.COM-Pasar saham AS mengalami penurunan tajam dipicu serangan verbal Trump terhadap The Fed, kekhawatiran independensi bank sentral, dan ketegangan perdagangan AS-China. Emas melonjak, IHSG berpotensi koreksi.

Pasar saham Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan tajam pada Senin (21/4/2025) atau Selasa (22/4/2025 waktu Indonesia), dipicu oleh serangan verbal Presiden Donald Trump terhadap Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.

Serangan ini memicu kekhawatiran pasar mengenai independensi bank sentral AS, di tengah ketidakpastian yang terus membayangi pembicaraan perdagangan global antara AS dan China.

Indeks-indeks utama Wall Street mencatatkan penurunan signifikan pada penutupan perdagangan Senin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok sebesar 2,48%, mengakhiri sesi di bawah tekanan jual yang kuat.

Indeks S&P 500 juga mengalami penurunan substansial sebesar 2,36%. Sementara itu, indeks berbasis teknologi Nasdaq Composite terpangkas lebih dalam, merosot sebesar 2,55%.

Tekanan jual ini terutama dirasakan pada saham-saham teknologi raksasa yang dikenal sebagai ‘Magnificent Seven’. Saham produsen mobil listrik Tesla mencatat penurunan paling signifikan, yakni sebesar 5,8%. Raksasa Nvidia juga terpukul, turun lebih dari 4%.

Tidak ketinggalan, saham-saham e-commerce Amazon dan media sosial Meta juga melemah masing-masing sebesar 3%. Di sektor industri, saham Caterpillar, yang sering dianggap sebagai barometer ekonomi global, turut mengalami penurunan sebesar 2,8%.

Melalui unggahan di platform media sosial Truth Social, Presiden Trump secara terbuka menyerang Ketua The Fed Jerome Powell, menyebutnya sebagai ‘Mr. Too Late, seorang pecundang besar’. Trump mendesak The Fed untuk segera mengambil tindakan tegas dengan memangkas suku bunga acuan.

Bahkan, Trump sempat mengisyaratkan kemungkinan untuk memberhentikan Powell dari jabatannya, sebuah langkah yang menurut penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, sedang dalam pertimbangan.

Komentar-komentar pedas dari Presiden Trump ini semakin menekan nilai tukar dolar AS, yang terperosok ke level terendah dalam tiga tahun terakhir terhadap mata uang utama lainnya.

Baca Juga :  Sri Mulyani Peringatkan Dunia: Perekonomian Global Suram, Perang Dagang Ancam Stabilitas

Di tengah gejolak pasar saham dan melemahnya dolar AS, aset safe haven seperti emas justru mengalami lonjakan permintaan yang signifikan.

Harga emas melonjak tajam hingga menembus level rekor baru di atas US$ 3.400 per ons, mengindikasikan bahwa para investor semakin mencari perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Ketegangan perdagangan antara AS dan China juga semakin memanas setelah Beijing mengeluarkan peringatan kepada negara-negara lain untuk tidak membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat yang merugikan kepentingan Tiongkok.

Peringatan ini semakin memperdalam jurang perpecahan antara dua ekonomi terbesar di dunia dan menambah bahan bakar pada perang tarif yang sedang berlangsung.

Secara sektoral, seluruh 11 sektor utama yang tercatat dalam indeks S&P 500 berakhir di zona negatif pada perdagangan Senin. Sektor konsumen diskresioner dan sektor teknologi menjadi dua sektor yang mengalami kerugian persentase terbesar, mencerminkan sentimen negatif terhadap saham-saham pertumbuhan dan perusahaan-perusahaan dengan sensitivitas tinggi terhadap kondisi ekonomi.

Di sisi lain, musim laporan keuangan kuartal pertama perusahaan-perusahaan AS memasuki fase yang lebih sibuk pada pekan ini, dengan puluhan perusahaan besar yang diawasi ketat oleh investor dijadwalkan untuk merilis laporan kinerja mereka.

Data yang dihimpun oleh LSEG menunjukkan bahwa, dari 59 perusahaan yang telah melaporkan sejauh ini, sebanyak 68% berhasil melampaui ekspektasi analis Wall Street. Meskipun demikian, sentimen pasar secara keseluruhan tetap tertekan akibat kekhawatiran terhadap kebijakan moneter dan ketegangan perdagangan.

Sementara itu, bursa saham Asia Pasifik menunjukkan kinerja yang bervariasi pada perdagangan Senin (21/4/2025). Di China, indeks CSI 300 naik sebesar 0,33% dan indeks Shanghai Composite menguat sebesar 0,45% setelah bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman utama (Loan Prime Rate/LPR) tenor 1 tahun di level 3,1% dan suku bunga LPR tenor 5 tahun di level 3,6%. Keputusan ini diambil di tengah tekanan terhadap mata uang yuan akibat ketegangan perdagangan dengan AS.

Baca Juga :  Kalbar Siap Gebrak Pasar Ekspor, Kirim 1.000 Ton Beras Premium ke Malaysia

Di Jepang, sentimen negatif dari Wall Street turut menyeret kinerja bursa saham, dengan indeks Nikkei 225 turun sebesar 1,30% dan indeks Topix melemah sebesar 1,18%.

Sementara itu, pasar saham Korea Selatan menunjukkan kinerja yang beragam, dengan indeks Kospi naik tipis sebesar 0,28%, sedangkan indeks Kosdaq yang berfokus pada saham-saham teknologi justru turun sebesar 0,32%.

Bursa saham Australia dan Hong Kong dilaporkan masih tutup dalam rangka perayaan Paskah.

Dari perspektif teknikal pasar saham Indonesia (IHSG), pada perdagangan kemarin ditutup dengan kenaikan tipis sebesar 0,12%, namun disertai dengan arus keluar modal asing (net sell) yang cukup signifikan, mencapai sekitar 519 miliar Rupiah. Saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing adalah saham-saham blue-chip seperti BBCA, BBRI, BBNI, TLKM, dan emiten batu bara ITMG.

Analis dari BNI Sekuritas, dalam kajian paginya memperkirakan bahwa IHSG hari ini berpotensi mengalami koreksi dan mendekati level support di kisaran 6400, sejalan dengan sentimen global terkait tekanan Presiden Trump terhadap The Fed untuk menurunkan suku bunga, yang dapat mengganggu independensi bank sentral AS.

Level support IHSG diperkirakan berada di rentang 6300-6400, sementara level resistance atau batas atas pergerakan diperkirakan berada di rentang 6480-6520.

Penurunan tajam pasar saham AS yang dipicu oleh serangan Trump terhadap The Fed, ketegangan perdagangan AS-China, dan kekhawatiran independensi bank sentral AS menciptakan ketidakpastian global yang berdampak pada pasar saham di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Investor perlu mencermati perkembangan sentimen global dan laporan keuangan perusahaan-perusahaan AS untuk mengambil keputusan investasi yang bijak. (Sumber:Suara.com)

Berita Terkait

Sri Mulyani Peringatkan Dunia: Perekonomian Global Suram, Perang Dagang Ancam Stabilitas
Dewi Soekarno di Cannes 2025 Curi Perhatian: Tetap Cantik di Usia 85 Tahun
PPATK Buka Suara Soal Pemblokiran Rekening Massal: Demi Keamanan Masyarakat dan Cegah Pencucian Uang
Makna Mendalam Lagu Cruel Summer Taylor Swift yang Viral di TikTok: Lebih dari Sekadar Galau Musim Panas
Petani Sawit Meradang! Kebijakan Prabowo Naikkan Pungutan Ekspor Ancam Harga TBS
Chelsea Amankan 3 Poin Krusial atas Man United: Gol Tunggal Cucurella Buka Asa Liga Champions!
Gol Spektakuler Lamine Yamal Bawa Barcelona Juara La Liga 2025!
Sidang PBB Soroti Dispensasi Usia Nikah Anak dan Isu Perlindungan Anak di Indonesia
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 20 Mei 2025 - 13:58 WIB

Sri Mulyani Peringatkan Dunia: Perekonomian Global Suram, Perang Dagang Ancam Stabilitas

Senin, 19 Mei 2025 - 16:34 WIB

Dewi Soekarno di Cannes 2025 Curi Perhatian: Tetap Cantik di Usia 85 Tahun

Senin, 19 Mei 2025 - 10:35 WIB

PPATK Buka Suara Soal Pemblokiran Rekening Massal: Demi Keamanan Masyarakat dan Cegah Pencucian Uang

Minggu, 18 Mei 2025 - 11:06 WIB

Makna Mendalam Lagu Cruel Summer Taylor Swift yang Viral di TikTok: Lebih dari Sekadar Galau Musim Panas

Minggu, 18 Mei 2025 - 10:27 WIB

Petani Sawit Meradang! Kebijakan Prabowo Naikkan Pungutan Ekspor Ancam Harga TBS

Sabtu, 17 Mei 2025 - 06:45 WIB

Chelsea Amankan 3 Poin Krusial atas Man United: Gol Tunggal Cucurella Buka Asa Liga Champions!

Jumat, 16 Mei 2025 - 13:06 WIB

Gol Spektakuler Lamine Yamal Bawa Barcelona Juara La Liga 2025!

Jumat, 16 Mei 2025 - 10:57 WIB

Sidang PBB Soroti Dispensasi Usia Nikah Anak dan Isu Perlindungan Anak di Indonesia

Berita Terbaru