1TULAH.COM, Muara Teweh – Persoalan masih mahalnya harga elpiji 3 Kg bersubsidi di Barito Utara (Barut) merupakan hal klasik sudah lama terjadi.
Diketahui beberapa tempat penjual isi tabung elpiji masih menjual jauh di atas harga eceran tertinggi atau HET.
Sebelumnya Dinas Perdagangan dan Perindustrian Barut sudah melakukan tinjauan mulai dari SPBE, agen dan pangkalan di kota Muara Teweh, bahkan selama 2 kali pemantauan. Hasilnya, secara distribusi pihak penyalur mengaku tidak ada kendala.
Namun fakta di lapangan upaya tersebut rupanya tidak cukup, harga elpiji tidak juga kembali ke harga yang sesuai dengan aturannya.
Sehingga harga jual isi tabung elpiji subsidi sudah tidak terkontrol lagi. Penjual mematok dari harga Rp 40 hingga Rp 55 ribu per tabung.
Di beberapa penjual eceran ada pula yang mematok harga 45 atau 50 ribu per tabung.
“Saya membeli sudah harga Rp 55 ribu. Nggak kosong di warung cuma harganya relatif mahal,” kata Iwan warga Jalan Merak, belum lama ini.
Terkait mahalnya harga elpiji 3 Kg subsidi mendapat perhatian anggota legislator DPRD Barut, H Taufik Nugraha.
Dia memberikan saran untuk mengurai mahalnya elpiji di lapangan. Saran tersebut bukan hanya menyerahkan semuanya kepada pemerintah daerah, melainkan mengaktifkan peran serta agen elpiji dalam pembinaan terhadap pangkalan dan sanksi agen kepada pangkalan, termasuk penegakan hukum.
“Saya meminta agen untuk membina pangkalan yang berada di bawahnya agar dapat mendistribusikan elpiji 3 Kg sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Taufik, kepada wartawan, Ahad, 12 Januari 2025.
Selain saran politisi PDI Perjuangan Barut ini juga memberikan solusi langkah yang perlu menyertainya lagi, yaitu sanksi agen untuk pangkalan dan penegakan hukum yang harus maksimal dilakukan.
“Memberikan sanksi tegas apabila pangkalan-pangkalan tersebut tidak melakukan perbaikan pendistribusian elpiji 3 Kg sesuai ketentuan,” tegas legislator Barut Taufik Nugraha mengakhiri.
Editor: Aprie