1TULAH.COM, MUARA TEWEH- Warga Desa Jangkang Baru, Kecamatan Lahei Barat, Barito Utara, Kalteng kian resah. Pasalnya, air Sungai Jabung hingga kini belum jelas dilaporkan indikasi pencemarannya.
Terlebih hasil sampel uji yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Barito Utara pada tanggal 13 Juni 2022 yang mereka dapat tak melaporkan terang benderang, apakah debit air sungai Jabung tercemar atau tidak, dampak dari pembukaan jalan tambang PT Arsy Nusantara.
“Kami memang dapat hasil lab dari dinas Lingkungan, tetapi meminta dengan pihak perusahaan. hasil itu kami tempel di papan pengumuman milik desa. Permasalahannya jadi binggung karena tidak disebutkan spesifik apakah hasil lab menyatakan air Sungai Jabung tercemar atau tidak.
“Yang ada hanya hitungan angka-angka yang tidak warga mengerti. Tapi karena kebutuhan air warga tetap nekat konsumsi air sungai Jabung. Keinginan warga dan juga pemerintah desa, harus dilakukan sampel ulang, biar jelas apakah debit air tercemar atau tidak,” kata Saiful kepada 1tulah.com, di Muara Teweh, Jumat, 15 Juli 2022.
Dikatakan Saiful, mengkonsumsi kembali air dari sumber sungai jabung dikarenakan, sumur bor yang di buat oleh PT Arsy Nusantara, dengan empat mata bor dan daya tampung 10 tandom air kapasitas 3.300 liter/tandon, tidak cukup melayani 300 rumah di 5 rt.
“Mau tidak mau dan sangat terpaksa sumber mata air sungai Jabung yang dulu jernih dan sekarang memiliki tingkat kekeruhan tinggi terpaksa di konsumsi. Makanya, warga meminta kejelasan sumber air Jabung di uji sampling ulang. Apakah tercemar atau tidak dan apakah layak konsumsi atau tidak,” terang Saiful.
Terkait hasil uji sampel yang dikeluarkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara, Edi Nugroho mengaku memang belum mempublikasinya. Karena mereka akan melakukan uji sampel kedua kali, sesuai permintaan warga dan juga sebagai pembanding.
“Kalau diambil sampel lebih banyak akan lebih bagus, meskipun hasilnya akan tak beda jauh. nanti kalau sudah uji sampel kedua akan kita aksih kabar dan silahkan dipupblikasi,” kata dia.
Ditanya kesimpulan hasil uji smpel pertama yang sudah dikeluarkan apakah air sungai Jabung tercemar tau tidak, Edi Nugroho enggan menjawab.
“Nanti kita sampaikan setelah dilakukan hasil uji sampel kedua. kenapa yang hasil pertama ini tidak dipublikasi agar tidak terjadi polemik,” katanya, saat ditemui di kantornya, Kamis, 14 Juli 2022 siang.
Terpisah, Koordinator Eksternal PT Arsy Nusantara, Hertina dikonfiramasi terkait warga tidak puas dengan pengambilan sampel, dan air berish yang disediakan tidak cukup, mengatakan, pertama, bukan wewenang mereka menentukan sample, titik sample maupun hasil.
Mereka pun kata Hartina baru mengetahui hasilnya baru-baru ini.
Terkait masalah kebutuhan air yang kurang dari sumur bor, dia menjelaskan, saat pertemuan dengna warga baru-baru lalu, pihaknya tinggal menunggu hasil analisa dari desa mengenai kekurangan dan pengajuan dari desa.
“Saat ini kami sudah melakukan sesuai permintaan desa bahkan lebih dari pengajuan sebagai antisipasi. Kami juga sudah melakukan beberapa perbaikan.
“Kami juga menerima pengajuan dari BPD tentang biaya pemindahan lokasi pompa sungai Jabung serta permintaan ganti rugi karena pengurus PDAM mengalami defisit akibat setoran masyarakat berkurang. permintaan masyarakat ini di sampaikan juga saat pertemuan dengan warga,” beber Hartina.(*)