1tulah.com, MUARA TEWEH– Kalangan DPRD Barito Utara masih menyoroti RSUD Muara Teweh yang masih dikeluhkan masyarakat, terutama terkait kurangnya tenaga dokter spesialis hingga pada pelayanan di rumah sakit.
Hal ini terungkap saat para wakil rakyat ini menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama managemen RSUD Muara Teweh dan Dinas Kesehatan, Kamis (7/1/2021).
“Kita kekurangan dokter spesialis. Mesti dievaluasi kenapa banyak yang tidak memperpanjang kontrak, dan mereka cenderung memilih rumah sakit lain. Ini jadi bahan evalusi kita bersama. Termasuk juga segi pelayanan di rumah sakit yang masih saja banyak keluhan,” ujar Henny Rosgiati, salah anggota DPRD Barito Utara.
Sementara, Rossy, anggota DPRD lain mempertanyakan kenapa RSUD Muara Teweh sering merujuk pasien ke luar daerah dan kenapa managemen RSUD tidak mau menyekolahkan atau mengikut sertakan dokter-dokter yang ada untuk disekolahkan, terutama putra-putra daerah.
“Sepertinya kita kesulitan untuk mencari dokter spesialis, kenapa tidak dokter yang ada atau putera daerah disekolahkan. Logika nya jika ia putra daerah tidak akan mungkin pindah ke daerfah lain,” tambah Rossy.
Rossy jug mempertanyakan alat cuci darah yang ada kenapa sampai saat ini belum bisa difungsikan, sehingga warga Muara Teweh kebanyakan melakukan cuci darah harus ke daerah kabupaten tetangga Barito Selatan.
Dirut RSUD Muara Teweh, drg Dwi Agus Setidjowati tak menampik beberapa dokter spesialis tak ada dan ada yang tak memperpanjang kontrak. Namun untuk layanan dasar seperti dokter spesialis Bedah, Anak, dan Kandungan ada.
“Kalau dokter Anastesi sudah ada penggantinya, namun untuk dokter syaraf di tahun 2021 poli nya ditutup karena dokter nya tak memperpanjang kontrak,” kata drg Dwi Agus Setidjowati.
Menjawab mengenai alat cuci darah yang belum difungsikan, Dirut RSUD drg Dwi Agus Setidjowati mengatakan, alat cuci darah belum berfungsi karena terbentur pandemi Covid-19.
“Alat kita sudah ada, tahun lalu kendala hasil uji air yang jadi masalah karena selalu penilain buruk, kini sudah bisa. SDM juga sudah kita ikuti pelatihan. Kendala di alat yang ada belum di setting oleh ahlinya. Mereka tak bisa datang kesini karena pandemi,” jelasnya.
Dalam RDP itu, pihak dewan mengusulkan, lingkungan rumah sakit di bersihkan agar tak terkesan kumuh. Menutupio kekurangan dokter spesialis, dokter yang ada di sekolahkan melalui program beasiswa. DPRD juga meminta bank darah dan alat cuci darah segera difungsikan. (eni)