Viral Ritual Pakaian Putih di Puncak Gunung Lawu: Antara Spiritual, Tradisi, dan Sejarah Sakral

- Jurnalis

Senin, 14 Juli 2025 - 17:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Video sekelompok orang berbaju putih di Gunung Lawu tengah viral di media sosial. [YouTube]

Video sekelompok orang berbaju putih di Gunung Lawu tengah viral di media sosial. [YouTube]

1TULAH.COM-Jagat maya baru-baru ini dihebohkan dengan sebuah video yang menampilkan sekelompok orang melakukan ritual dengan pakaian serba putih di puncak Gunung Lawu. Video berdurasi 23 detik itu memperlihatkan mereka duduk dan menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri layaknya orang yang tengah berzikir.

Tak hanya itu, mereka kemudian berdiri dan mengelilingi tugu di puncak Gunung Lawu, menyerupai gerakan tawaf.

Tugu yang dikelilingi berbentuk persegi empat dengan bagian atasnya runcing dan berwarna putih, menjadi pusat dari aktivitas spiritual tersebut. Pendaki yang merekam video, bersama teman-temannya, mengaku merasa bingung dengan kegiatan unik ini.

Bukan Aliran Sesat, Melainkan Tradisi Rutin NU

Menanggapi video viral tersebut, Asper BKPH Lawu Selatan, Mulyadi, memberikan penjelasan. Mengutip Beritajatim.com, Mulyadi menegaskan bahwa aktivitas tersebut bukan berasal dari aliran sesat atau kepercayaan menyimpang.

Menurut Mulyadi, kegiatan itu dipimpin oleh seseorang bernama Rohmat, yang berdomisili di Desa Sambungganggi, Kecamatan Sumber, Kabupaten Purwodadi. “Mereka berasal dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU) di Purwodadi. Berdasarkan pengakuan Pak Rohmat, kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun untuk ziarah dan tawasul kepada Sunan Gunung Lawu. Bacaan-bacaan doanya juga tidak menyimpang dari ajaran Islam,” ujar Mulyadi.

Lebih lanjut, Mulyadi mengungkapkan bahwa ritual tersebut telah dilaksanakan selama 14 tahun berturut-turut, tepatnya setiap hari Jumat setelah tanggal 11 Syuro. Para peserta naik ke puncak sejak Kamis pagi, bermalam di sana, dan pada Jumat menjelang salat Jumat, mereka melakukan doa bersama. Salat Jumat kemudian dilaksanakan berjamaah di puncak gunung karena jumlah peserta yang memadai.

Baca Juga :  Pesan Penting Prabowo Pasca Ledakan SMAN 72: Waspada dan Segera Lapor Hal Mencurigakan!

Gunung Lawu: Lebih dari Sekadar Destinasi Pendakian

Fenomena ini sekali lagi menyoroti status Gunung Lawu yang bukan hanya dikenal sebagai destinasi pendakian yang populer, tetapi juga sebagai pusat kegiatan spiritual yang kental. Gunung Lawu lekat dengan aura mistis dan tradisi kuno yang telah berakar selama berabad-abad di tanah Jawa.

Gunung Lawu, yang menjulang megah di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, telah lama dianggap sebagai tempat yang sakral. Jauh sebelum menjadi tujuan populer bagi para pendaki, gunung ini merupakan pusat penting bagi praktik keagamaan dan spiritual. Situs-situs purbakala seperti Candi Sukuh dan Candi Cetho yang tersebar di lerengnya menjadi bukti bisu dari peranan penting gunung ini sejak era Majapahit akhir.

Sebuah artikel dari platform pendidikan seni, Smarthistory, menyebutkan bahwa struktur candi di Lawu, seperti Sukuh, mengadopsi bentuk punden berundak yang telah ada sejak era prasejarah Jawa. Bentuk ini secara khusus dirancang untuk merepresentasikan Gunung Mahameru, rumah Dewa Siwa dalam mitologi Hindu.

Kejawen dan Daya Tarik Spiritual Internasional

Aktivitas spiritual di Gunung Lawu, termasuk yang dilakukan oleh kelompok berbaju putih tersebut, sering kali merupakan manifestasi dari Kejawen. Kejawen adalah sebuah sistem kepercayaan sinkretis yang memadukan elemen animisme, Hindu-Buddha, dan Islam. Para penganutnya memandang Lawu sebagai tempat dengan energi spiritual yang kuat, ideal untuk melakukan “laku prihatin” atau ritual penyucian diri, meditasi, dan mencari pencerahan.

Baca Juga :  Polisi Periksa Kakak Korban RTA Meski Laporan Sudah Dicabut

Menurut berbagai studi, kegiatan komunitas di Gunung Lawu sekitar abad ke-15 hingga ke-16 didominasi oleh para rsi dan pertapa yang memuliakan Parwatarajadewa, atau dewa penguasa gunung. Praktik ini terus berlanjut hingga kini dalam berbagai bentuk, diwariskan dari generasi ke generasi.

Daya tarik spiritual Gunung Lawu ternyata tidak hanya memikat warga lokal. Pesona mistisnya telah lama menarik perhatian para pencari spiritual dari mancanegara. Sebuah laporan dari The Jakarta Post pada 2018 menyoroti kedatangan beberapa warga negara asing, termasuk dari Prancis, yang secara khusus datang dan tinggal di lereng Lawu untuk mempelajari spiritualisme Jawa.

Salah satu dari mereka, Jay Bronson, menyatakan, “Ini adalah kunjungan kedua saya ke Demping (sebuah dusun di lereng Lawu), namun tempat ini tidak pernah berhenti membuat saya takjub. Orang-orangnya hidup sederhana, namun begitu tenang dan damai.”

Fenomena ini menegaskan bahwa Gunung Lawu tetap menjadi magnet bagi mereka yang mencari kedalaman spiritual, sekaligus menjadi pengingat akan kekayaan tradisi dan kepercayaan yang masih hidup di tengah masyarakat Indonesia. (Sumber:Suara.com)

 

Berita Terkait

KPK Selidiki Hasil Sewa Apartemen Milik Lukas Enembe
MK Tolak Gugatan! Masa Jabatan Kapolri Tetap Berdasarkan Usia Pensiun, Bukan Periode Presiden
Babak Baru Polemik Soeharto Pahlawan Nasional: Politikus PDI-P Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Bareskrim
Enam Titik di Ponorogo Digeledah KPK dalam Kasus Suap dan Gratifikasi
Daftar 21 Calon Anggota KPID Kalteng yang Ikuti Uji Kelayakan di DPRD
Resmi! Gaji ASN dan Pensiunan Naik, Rapel 2 Bulan Cair November 2025: Cek Mekanisme Pencairannya!
Konfercab VI PCNU Barito Timur 2025: NU Kuatkan Visi SEGAH
Mayangsari Pamer Keakraban dengan Tommy dan Titiek Soeharto di Istana Negara, Bantah Julukan ‘Pelakor’
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 19:28 WIB

KPK Selidiki Hasil Sewa Apartemen Milik Lukas Enembe

Kamis, 13 November 2025 - 16:23 WIB

MK Tolak Gugatan! Masa Jabatan Kapolri Tetap Berdasarkan Usia Pensiun, Bukan Periode Presiden

Kamis, 13 November 2025 - 11:23 WIB

Babak Baru Polemik Soeharto Pahlawan Nasional: Politikus PDI-P Ribka Tjiptaning Dilaporkan ke Bareskrim

Kamis, 13 November 2025 - 08:51 WIB

Enam Titik di Ponorogo Digeledah KPK dalam Kasus Suap dan Gratifikasi

Kamis, 13 November 2025 - 06:02 WIB

Daftar 21 Calon Anggota KPID Kalteng yang Ikuti Uji Kelayakan di DPRD

Kamis, 13 November 2025 - 05:50 WIB

Resmi! Gaji ASN dan Pensiunan Naik, Rapel 2 Bulan Cair November 2025: Cek Mekanisme Pencairannya!

Rabu, 12 November 2025 - 17:16 WIB

Konfercab VI PCNU Barito Timur 2025: NU Kuatkan Visi SEGAH

Rabu, 12 November 2025 - 17:07 WIB

Mayangsari Pamer Keakraban dengan Tommy dan Titiek Soeharto di Istana Negara, Bantah Julukan ‘Pelakor’

Berita Terbaru

Mahyono

DPRD MURA

Dorong Optimalisasi Implementasi Satu Data Daerah

Kamis, 13 Nov 2025 - 22:34 WIB

Imanudin

DPRD MURA

Dewan Mura Dorong Penguatan Tata Kelola Pemerintahan

Kamis, 13 Nov 2025 - 22:30 WIB

Rumiadi

DPRD MURA

Rumiadi: Bantuan Pangan Wujud Kepedulian Pemerintah

Kamis, 13 Nov 2025 - 22:20 WIB

Rejikinoor

DPRD MURA

Legislatif Mura Dukung Penguatan Program Pembinaan UMKM

Kamis, 13 Nov 2025 - 22:01 WIB