Terungkap! Kakek Bek Leeds United yang Dirumorkan ke Timnas Indonesia Ternyata Terlibat Insiden Berdarah Surabaya

- Jurnalis

Kamis, 24 April 2025 - 05:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fakta Mengejutkan: Kakek Pascal Struijk Terkait Insiden Berdarah Hotel Yamato Surabaya [Instagram Pascal Struijk]

Fakta Mengejutkan: Kakek Pascal Struijk Terkait Insiden Berdarah Hotel Yamato Surabaya [Instagram Pascal Struijk]

1TULAH.COM-Rumor mengenai naturalisasi bek Leeds United, Pascal Struijk, untuk membela Timnas Indonesia semakin santer beredar. Di tengah kabar gembira ini, sebuah fakta mengejutkan justru terkuak mengenai latar belakang keluarga sang pemain.

Siapa sangka, kakek dari pemain keturunan Indonesia ini memiliki kaitan erat dengan salah satu insiden bersejarah di Surabaya, yakni Insiden Hotel Yamato pada 19 September 1945.

Pascal Struijk lahir dari pasangan Frans Struijk dan Francis Weydemuller. Dari penuturan Struijk sendiri, terungkap bahwa kakek dan neneknya berasal dari Indonesia dan pindah ke Belgia saat Hindia Belanda masih berdiri. Darah Indonesia Struijk mengalir dari sang ibu, Francis Weydemuller, yang memiliki ayah bernama Peter Weydemuller.

Jejak Digital Kakek Struijk Ungkap Fakta Mengejutkan

Peter Weydemuller, kakek Pascal Struijk, ternyata cukup aktif di media sosial Facebook. Dari berbagai unggahan fotonya, terkuak keterkaitannya dengan insiden berdarah di Hotel Yamato, sebuah peristiwa penting dalam perjuangan kemerdekaan arek Suroboyo.

Insiden Hotel Yamato dipicu oleh tindakan sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan WVC Ploegman yang secara provokatif mengibarkan bendera Belanda (Merah Putih Biru) di atap hotel. Aksi ini memicu kemarahan pemuda Surabaya. Para pejuang Indonesia, seperti Soedirman dan Haryono, berusaha melakukan negosiasi dengan Ploegman untuk menurunkan bendera tersebut.

Sayangnya, perundingan berujung buntu. Ploegman dikabarkan tewas dalam perkelahian dengan para pejuang Surabaya. Kemarahan massa pun meluap, dan mereka berhasil merobek bagian biru bendera Belanda, menggantinya dengan Sang Saka Merah Putih.

Kaitan Kakek Struijk dengan Sosok Ploegman Terungkap

Sebuah unggahan foto lawas Peter Weydemuller pada tahun 2022 bersama teman-teman sekolahnya menjadi kunci terungkapnya fakta mengejutkan ini. Dalam foto tersebut, terlihat sejumlah siswa dan siswi menggunakan sepeda onthel.

Baca Juga :  Ketua Komisi II DPRD Kalteng Ingatkan: Kelola SDA dengan Bijak Demi Masa Depan Kalimantan

Foto ini kemudian dikomentari oleh seorang rekan Peter Weydemuller yang menyebutkan telah mengirimkan potongan surat kabar dari Indonesia mengenai teman mereka, Eugene dan Liesbeth Ploegman.

“Saya mengirimkan sepotong pesan dari surat kabar Indonesia tentang teman kita, Eugene dan Liesbeth Ploegman di halaman depan,” tulis rekan Peter Weydemuller.

Komentar ini kemudian direspon oleh Peter Weydemuller yang mengonfirmasi keterkaitan tersebut dengan insiden Hotel Yamato.

“Itu benar, Wim Ploegman yang terbunuh saat pengibaran bendera Merah Putih di atas hotel Oranje,” tulis kakek Pascal Struijk dalam bahasa Belanda. Hotel Oranje sendiri merupakan nama lain dari Hotel Yamato pada masa pendudukan Jepang.

Fakta Lain: Kakek Struijk Berasal dari Surabaya dan Pernah Sekolah di Bekas SMAN 6

Selain keterkaitan dengan insiden bersejarah, jejak digital Peter Weydemuller juga mengungkap fakta menarik lainnya. Di akun Facebook-nya, ia menuliskan status pernah berpacaran dengan seorang wanita asal Surabaya bernama Ineke van den Brink, yang juga menuliskan dirinya berasal dari Surabaya dan pernah berkuliah di Universitas Padjajaran (UNPAD).

Yang lebih mengejutkan, Peter Weydemuller secara eksplisit menuliskan bahwa ia berasal dari Surabaya, Jawa Timur.

Di kolom pendidikan, kakek Pascal Struijk ini juga mencantumkan pernah bersekolah di SSV Soerabaja. Merujuk pada berbagai sumber, SSV Soerbaja (Soerabaja Simpangsche Meisjesschool) merupakan sekolah negara setingkat Sekolah Dasar yang kini dikenal sebagai SMAN 6 Surabaya.

Baca Juga :  Gubernur Jabar Akan Bantu Keluarga Korban Keluarga Korban Ledakan di Garut

Nasib Berbeda Sang Kakak: Berkarier di Level Amatir

Di tengah potensi karier gemilang Pascal Struijk di sepak bola profesional, terungkap bahwa ia memiliki seorang kakak yang juga berkecimpung di dunia yang sama, namun dengan nasib yang berbeda.

Kakak Pascal Struijk bernama Kasper Struijk, hanya terpaut satu tahun usianya dengan sang adik. Jika Pascal bermain di kasta tertinggi Liga Inggris, Kasper justru bermain di level amatir. Pada tahun 2022, Kasper tercatat bermain untuk klub amatir kasta keempat Belanda, SEV yang berbasis di Leidschendam.

Sama-sama berposisi sebagai bek tengah, Kasper mengakui bahwa ambisi sang adik dalam sepak bola jauh lebih besar darinya. Ia bahkan menyebut Pascal bisa sangat marah jika timnya mengalami kekalahan.

“Keinginan saudara saya untuk menang selalu lebih besar. Dia bisa sangat marah jika kalah, tetapi saya tidak begitu peduli dengan menang atau kalah,” ujar Kasper.

Perbedaan ambisi inilah yang disinyalir menjadi faktor utama perbedaan signifikan dalam karier sepak bola kedua bersaudara Struijk.

Fakta mengejutkan mengenai kakek Pascal Struijk yang ternyata memiliki kaitan dengan Insiden Hotel Yamato menambah dimensi menarik dalam potensi naturalisasi sang pemain. Di satu sisi, ada darah Indonesia yang mengalir dalam dirinya, dan di sisi lain, terungkap sebuah jejak sejarah yang tak terduga dari sang kakek.

Kini, para penggemar sepak bola Indonesia tentu semakin penasaran dengan kelanjutan proses naturalisasi Pascal Struijk dan bagaimana kisah menarik dari latar belakang keluarganya ini akan mewarnai perjalanannya jika benar-benar membela Timnas Garuda. (Sumber:Suara.com)

 

Berita Terkait

Tegas! DPRD Kalteng Desak Sanksi Berat untuk PBS Tak Kooperatif Soal Jalan Rusak
Aksesibilitas Masjid Pemerintah Nihil! P3M Temukan Banyak Masjid Tak Ramah Disabilitas
Kekuatan Jampidsus dalam Pemberantasan Korupsi: Melawan Buzzer hingga Bongkar Korupsi Jaringan Besar
DPRD Barsel Beri Rekomendasi Penting untuk LKPJ Bupati 2024: Soroti Perbaikan Kinerja Pemda
Kapal Tenggelam di Perbatasan RI-Singapura, 30 ABK Berhasil Dievakuasi Tim SAR
Elkan dan Oratmangoen Tak Dipanggil Timnas, PSSI Beri Klarifikasi
Jokowi Penuhi Panggilan Bareskrim Polri untuk Klarifikasi Kasus Ijazah Palsu
Jakarta Macet! Ribuan Ojol Geruduk Patung Kuda Tuntut Keadilan Biaya Aplikasi
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 21 Mei 2025 - 08:18 WIB

Tegas! DPRD Kalteng Desak Sanksi Berat untuk PBS Tak Kooperatif Soal Jalan Rusak

Rabu, 21 Mei 2025 - 08:11 WIB

Aksesibilitas Masjid Pemerintah Nihil! P3M Temukan Banyak Masjid Tak Ramah Disabilitas

Rabu, 21 Mei 2025 - 08:02 WIB

Kekuatan Jampidsus dalam Pemberantasan Korupsi: Melawan Buzzer hingga Bongkar Korupsi Jaringan Besar

Rabu, 21 Mei 2025 - 07:50 WIB

DPRD Barsel Beri Rekomendasi Penting untuk LKPJ Bupati 2024: Soroti Perbaikan Kinerja Pemda

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:42 WIB

Kapal Tenggelam di Perbatasan RI-Singapura, 30 ABK Berhasil Dievakuasi Tim SAR

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:38 WIB

Elkan dan Oratmangoen Tak Dipanggil Timnas, PSSI Beri Klarifikasi

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:30 WIB

Jokowi Penuhi Panggilan Bareskrim Polri untuk Klarifikasi Kasus Ijazah Palsu

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:10 WIB

Jakarta Macet! Ribuan Ojol Geruduk Patung Kuda Tuntut Keadilan Biaya Aplikasi

Berita Terbaru