1TULAH.COM, Muara Teweh- Cabai rawit menjadi komoditi bumbu masak tertinggi yang mengalami kenaikan harga di pasar tradisonol Kota Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Hal ini diketahui saat 2 anggota DPRD Barito Utara mengecek ketersediaan sembako ketika mengunjungi Pasar Bebas Banjir (PBB) dan Pasar Pendopo, Sabtu 8 Maret 2025.
“Cabai rawit termasuk yang paling tinggi kenaikannya. Kita cukup kaget mendengar harganya di kisaran Rp170 ribu per kilogram. Kanaikan itu sudah lama kata para pedagang,” beber Gun Sriwitanto, anggota DPRD Barito Utara kepada 1tulah.com.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menambahkan, meski ada harga kenaikan pasokan dan distribusi dari luar daerah masih aman dan lancar. “Kunjungan pembeli pun masih banyak pengakuan pedagang meski ada beberapa komoditas barang mengalami kenaikan,” terangnya.
Anggota DPRD lainnya, H Nurul Anwar menambahkan, pengakuan pedagang cabai rawit sudah dari distributor mengalami kenaikan. Pemasoknya adalah dari Barabai dan Amuntai, Kalimantan Selatan.
“Tadi kata pedagang kenaikan harga cabai sudah beberapa kali. Saat ini samp[ai tembus Rp170 ribu per kilo. Tapi pembeli tidak pernah protes,” ungkapnya.
Sementara pedagang sayur di Pasar Tradisional Pendopo, Siti mengatakan, harga jual saat ini bertahan cukup lawa. Sama denga harga jual sebelum puasa.
“Kalau dekat lebaran nanti harga pasti akan naik lagi,” ujar Siti.
Menurutnya harga tertinggi memang cabai rawit Rp170 ribu perkilogram dan cabai tiung seharga Rp130 ribu perkilogram.
Sementara itu, harga bahan pokok lainnya di Pasar tradisional Pendopo dan PBB masih terpantau stabil. Gula pasir meski ada kenaikan R1.000 per kilo, masih dirasa tak memberatkan. Bawang merah dan putih stabil. Begitu juga dengan harga Beras stabil. Sedang untuk Daging di jual seharga Rp170.000 per kilo dan telur ras seharga Rp32.000 per kilo.
Anggota DPRD Barut turun ke pasar didampingi pegawai dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Disperindag Barito Utara.(*)
Penulis : Delia Anisya Fitri