Akses Pendidikan Agama bagi Disabilitas Tuli di Indonesia: Tantangan dan Solusi

- Jurnalis

Rabu, 4 Desember 2024 - 07:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pesantren Darul A’shom di Yogyakarta mengajarkan santrinya bahasa isyarat. (Youtube BBC Indonesia)

Pesantren Darul A’shom di Yogyakarta mengajarkan santrinya bahasa isyarat. (Youtube BBC Indonesia)

1TULAH.COM-Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan seluruh warganya, termasuk penyandang disabilitas, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan agama.

Namun, kenyataannya, akses pendidikan agama Islam bagi penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu, masih sangat terbatas.

Tantangan Akses Pendidikan Agama bagi Penyandang Tuli

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh penyandang disabilitas tuli dalam mengakses pendidikan agama adalah minimnya ketersediaan juru bahasa isyarat yang menguasai bahasa isyarat hijaiyyah. Bahasa isyarat hijaiyyah merupakan bahasa isyarat khusus yang digunakan untuk menyampaikan konsep-konsep dalam Al-Qur’an dan hadis.

Direktur Perhimpunan Pengembangan Masyarakat (P3M), KH Sarmidi Husna, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ini.

“Negara kita kan mayoritas muslim, jika jumlah disabilitas tuli itu 2,5 juta orang, maka lebih dari 2 juta orang disabilitas tuli adalah muslim. Tentu mereka perlu belajar agama, seperti belajar Al-Quran, al-Hadis dan lain-lain. Akan tetapi akses mereka belajar agama memerlukan juru bahasa isyarat,” kata KH Sarmidi dalam Halaqah Nasional dan Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Universitas Negeri Jakarta, (2/12/2024).

Baca Juga :  Calon Bintara di Pemalang Ditipu Rp 900 Juta, Oknum Polisi Pakai Uang Pelicin untuk Modal Judi Online

Pengembangan Bahasa Isyarat Hijaiyyah sebagai Solusi

Pengembangan bahasa isyarat hijaiyyah menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi kendala akses pendidikan agama bagi penyandang disabilitas tuli. Dengan adanya bahasa isyarat hijaiyyah, penyandang disabilitas tuli dapat lebih mudah memahami dan mempelajari ajaran agama Islam.

Langkah-langkah Konkret yang Perlu Dilakukan

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah konkret perlu dilakukan, antara lain:

  • Peningkatan jumlah juru bahasa isyarat hijaiyyah: Perlu adanya upaya untuk meningkatkan jumlah juru bahasa isyarat hijaiyyah yang berkualitas dan tersebar di berbagai daerah.
  • Pengembangan kurikulum pendidikan agama yang inklusif: Kurikulum pendidikan agama perlu disesuaikan agar dapat mengakomodasi kebutuhan belajar penyandang disabilitas tuli, termasuk penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
  • Kerjasama lintas sektor: Perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan pihak swasta untuk mewujudkan akses pendidikan agama yang inklusif bagi penyandang disabilitas.
  • Sosialisasi dan advokasi: Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya akses pendidikan agama bagi penyandang disabilitas.
Baca Juga :  Mahalini Jalani Umrah Pertama, Cantik Berseri dalam Balutan Hijab

Akses pendidikan agama bagi penyandang disabilitas tuli di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Namun, dengan upaya bersama, kita dapat mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa seluruh warga negara Indonesia, tanpa terkecuali, memiliki hak yang sama untuk belajar agama.

Pengembangan bahasa isyarat hijaiyyah merupakan langkah penting dalam mewujudkan akses pendidikan agama yang inklusif bagi penyandang disabilitas tuli. (Sumber:Suara.com)

 

Berita Terkait

Kuota Haji Indonesia 2025 Resmi: 221 Ribu Jemaah Siap Berangkat!
Bersimbah Darah, Aktor Sandhy Permana Pemain Sinetron Misteri Gunung Merapi Tewas
Minggu Kasih Polres Barito Timur: Bakti Sosial dan Dialog Bersama Warga di Danau Dayu
Hasto Kristiyanto Siap Diperiksa KPK Terkait Kasus Dugaan Suap dan Perintangan Penyidikan
Legislator Kalteng Purdiono Dorong Peningkatan Literasi Keuangan dan Adopsi QRIS di Bumi Tambun Bungai
Pemkab Barito Timur Serius Berantas Pungli, Dapatkan Pendampingan dari Saber Pungli Kalteng
Palfest 2025: Suara Solidaritas Indonesia untuk Palestina
1 Kakak 7 Ponakan: Kisah Haru dan Kocak Seorang Kakak yang Mendadak Jadi Orang Tua
Tag :

Berita Terkait

Senin, 13 Januari 2025 - 07:27 WIB

Kuota Haji Indonesia 2025 Resmi: 221 Ribu Jemaah Siap Berangkat!

Minggu, 12 Januari 2025 - 19:27 WIB

Bersimbah Darah, Aktor Sandhy Permana Pemain Sinetron Misteri Gunung Merapi Tewas

Minggu, 12 Januari 2025 - 18:12 WIB

Minggu Kasih Polres Barito Timur: Bakti Sosial dan Dialog Bersama Warga di Danau Dayu

Minggu, 12 Januari 2025 - 18:02 WIB

Hasto Kristiyanto Siap Diperiksa KPK Terkait Kasus Dugaan Suap dan Perintangan Penyidikan

Minggu, 12 Januari 2025 - 17:49 WIB

Legislator Kalteng Purdiono Dorong Peningkatan Literasi Keuangan dan Adopsi QRIS di Bumi Tambun Bungai

Minggu, 12 Januari 2025 - 14:51 WIB

Pemkab Barito Timur Serius Berantas Pungli, Dapatkan Pendampingan dari Saber Pungli Kalteng

Minggu, 12 Januari 2025 - 11:58 WIB

Palfest 2025: Suara Solidaritas Indonesia untuk Palestina

Minggu, 12 Januari 2025 - 11:49 WIB

1 Kakak 7 Ponakan: Kisah Haru dan Kocak Seorang Kakak yang Mendadak Jadi Orang Tua

Berita Terbaru

Pratama Arhan Saat Diperkenalkan Klub Bangkok United. (Sumber: instagram.com @pratamaarhan8)

Olahraga

Tiba di Klub Bangkok, Pratama Arhan Jadi Korban Pemukulan

Minggu, 12 Jan 2025 - 19:48 WIB