1TULAH.COM-Pernikahan, yang dulu dianggap sebagai tujuan hidup utama, kini semakin kehilangan pesonanya bagi generasi Z. Perubahan sosial yang begitu cepat, ditambah dengan pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan, membuat banyak anak muda ragu untuk menikah.
Trauma Masa Lalu: Warisan Generasi Sebelumnya
Salah satu faktor utama yang membuat generasi Z enggan menikah adalah trauma masa lalu. Banyak dari mereka tumbuh di lingkungan keluarga yang kurang harmonis, menyaksikan pertengkaran orang tua, atau bahkan mengalami perceraian. Pengalaman ini meninggalkan luka emosional yang dalam dan membuat mereka mempertanyakan keberlangsungan pernikahan.
Selain itu, didikan orang tua yang terlalu kaku juga turut berperan. Pandangan tradisional tentang peran gender dalam pernikahan, seperti anggapan bahwa perempuan harus selalu siap melayani suami, menciptakan tekanan yang besar bagi anak perempuan. Hal ini membuat mereka merasa pernikahan lebih seperti sebuah beban daripada kebahagiaan.
Tekanan Ekonomi dan Individualisme
Faktor ekonomi juga menjadi penghalang besar bagi generasi Z untuk menikah. Biaya pernikahan yang semakin mahal, ditambah dengan ketidakstabilan ekonomi, membuat banyak anak muda merasa belum siap secara finansial untuk membangun rumah tangga.
Selain itu, generasi Z tumbuh dalam budaya individualisme yang kuat. Mereka lebih memprioritaskan pengembangan diri, karier, dan kebebasan pribadi. Konsep pernikahan yang mengharuskan komitmen jangka panjang dan pengorbanan diri seringkali bertentangan dengan nilai-nilai individualisme yang mereka anut.
Apa Artinya Bagi Masa Depan?
Perubahan sikap generasi Z terhadap pernikahan ini menuntut kita untuk merevaluasi pandangan kita tentang institusi pernikahan. Pernikahan tidak lagi sekadar formalitas, tetapi sebuah hubungan yang dibangun atas dasar cinta, saling pengertian, dan kesetaraan.
Peran Orang Tua
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pandangan anak-anak mereka tentang pernikahan. Dengan memberikan contoh yang baik dalam hubungan, mengajarkan komunikasi yang efektif, dan menghormati pilihan anak, orang tua dapat membantu anak-anak mereka membangun hubungan yang sehat di masa depan.
Generasi Z memiliki alasan yang kuat untuk menunda atau bahkan menolak pernikahan. Namun, ini bukan berarti pernikahan sudah tidak relevan lagi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang dihadapi generasi muda, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (Sumber:Suara.com)