1TULAH.COM – TikTok merupakan platform media sosial yang sering memunculkan tren-tren baru yang menarik perhatian. Salah satu tren TikTok terbaru dan tengah viral ialah tren chroming atau chroming challenge.
Apa itu tren TikTok Chroming Challenge? Chroming melibatkan tindakan menghirup sisa gas dari produk-produk rumah tangga seperti hairspray, deodoran, kaleng cat, dan benda lain untuk mendapatkan efek tertentu.
Dalam platform TikTok, tren ini kerap disebut dengan istilah “WhipTok”, merujuk pada penggunaan nitrous oxide (gas tertawa) yang juga memberikan efek serupa. Hashtag “WhipTok” sudah ditonton lebih dari 546 juta kali di platform ini.
Tren yang diikuti oleh para remaja ini mempunyai dampak buruk dan dilaporkan sudah menelan banyak korban. Berikut ulasannya.
Chroming Challenge yang viral di TikTok baru-baru ini tampak seperti challenge biasa. Tetapi, aksi ini memiliki potensi bahaya yang sangat serius.
Dilansir Dexerto, istilah “chroming” berasal dari Australia dan mengacu pada tindakan menghirup uap beracun dari berbagai sumber bahan kimia, seperti cat semprot, aerosol, atau deodoran.
Mulanya, chroming merujuk pada penggunaan cat berbasis krom, tapi kini mencakup berbagai zat berbahaya lainnya seperti pelarut, lem, cairan pembersih, dan bahkan bahan bakar. Aktivitas ini memberi sensasi euforia sementara yang sering kali disamakan dengan efek alkohol.
Meskipun chroming menawarkan sensasi nge-fly yang singkat, dampak dari tindakan ini dapat sangat berbahaya. Menghirup zat kimia beracun bisa menyebabkan serangan jantung, kejang, sesak napas, koma, bahkan kematian.
Dampak jangka panjangnya ialah kerusakan permanen pada organ tubuh, gangguan kognitif, dan penurunan daya ingat.
Menurut penelitian, penyalahgunaan zat beracun secara berulang dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah. Sejumlah efek jangka panjang yang mungkin muncul ialah sulit berkonsentrasi, kehilangan memori, penurunan IQ, dan gangguan kemampuan berpikir yang logis.
TikTok sudah berusaha menangani penyebaran tren berbahaya ini dengan menghapus konten yang terkait dengan chroming. Mereka menyatakan jika konten semacam ini dilarang di platform dan akan dihapus jika ditemukan.
Orang tua pun diimbau agar mengawasi anak-anak ketika menggunakan media sosial. Para remaja perlu diberikan edukasi dan diawasi secara ketat agar tidak terpancing dengan tren-tren berbahaya yang viral.
Penulis : Wanda Hanifah Pramono
Sumber Berita : Suara.com