1TULAH.COM-Berbagai mitos seputar keperawanan perempuan, masih menjadi isu menarik dalam sebuah keluarga di Indonesia yang masih memelihara erat adat-istiadat ketimuran.
Padahal, banyak sekali mitos yang disematkan pada keperawanan perempuan ini. Sehingga kerap kali memunculkan sterotip atau prasangka-pransangka yang tidak berdasar terhadap seorang perempuan.
Soal mitos dan fakta ilmiah seputar keperawanan ini, para cowok kudu tahu, terutama bagi para remaja. Melalui jalur pendidikan, seputar keperawanan ini harus benar-benar dijelaskan secara objektif dan gambalang.
Konsep keperawanan sangat lekat kaitannya dengan kehidupan wanita Indonesia. Bahkan, tes keperawanan masih dibutuhkan untuk bisa masuk ke beberapa institusi penting di negara ini.
Sayangnya, kepentingan tersebut tidak dibarengi dengan pengetahuan masyarakat yang mumpuni tentang fakta dan mitos keperawanan wanita.
Melansir dari laman Halodoc, berikut ini adalah mitos-mitos tentang keperawanan wanita yang masih banyak beredar di tengah masyarakat berserta dengan fakta ilmiah di baliknya.
- Selaput dara robek artinya sudah berhubungan seksual
Ada banyak sekali hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan bentuk selaput dara wanita, tidak hanya karena penetrasi seksual saja. Berikut ini merupakan sejumlah contohnya seperti menunggang kuda, mengendarai sepeda, memanjat pepohonan, senam, berdansa, bermain halang rintang, bahkan penggunaan tampon.
Kamu juga butuh untuk mengetahui jika ada beberapa perempuan mungkin saja sudah melalui proses penetrasi vagina tanpa melakukan berhubungan seksual. Prosedur medis seperti misalnya pemeriksaan USG transvaginal ataupun menjalani langkah pencegahan kanker serviks dengan menggunakan pap smear juga membutuhkan penetrasi ke vagina menggunakan peralatan medis.
- Operasi selaput dara bisa mengembalikan keperawanan
Sebagian orang bahkan rela menjalani operasi selaput dara demi bisa mengembalikan keperawanannya. Jadi, apa sih sebenarnya keperawanan itu? Perempuan yang selaput daranya belum sobek ataupun perempuan yang belum pernah sama sekali melakukan hubungan seksual?
Apapun itu, secara biologis kita sudah mengetahui bahwa istilah sobeknya selaput dara tidaklah tepat. Di dunia kedokteran internasional, operasi rekontruksi sendiri masih seringkali menjadi perdebatan. Secara medis, prosedur ini tidak memberikan manfaat apapun dan juga dilakukan dengan dasar norma sosial serta budaya.
- Semua perempuan pasti punya selaput dara
Berbeda halnya dengan kepercayaan banyak orang, tidak semua perempuan mempunyai selaput dara. Perempuan yang tidak mempunyai selaput dara pun umumnya tidak akan merasakan gejala apapun. Sebab, selaput dara sendiri bukanlah organ penting yang mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh.
Jadi, apabila seorang perempuan lahir tanpa memiliki selaput dara, apakah ia bisa disebut tidak perawan? Tentu saja tidak.
- Selaput dara yang rapat menandakan keperawanan
Tahukah kamu apabila selaput dara perempuan tidaklah benar-benar tertutup? Dalam kondisi yang normal, selaput dara memang mempunyai lubang berbentuk seperti bulan sabit. Selaput dara yang terlalu rapat atau bahkan benar-benar tertutup, justru menandakan adanya sebuah kelainan.
Selaput dara yang tertutup seluruhnya yang menghalangi vagina disebut dengan istilah hymen imperforata. Kondisi inilah yang menyebabkan darah menstruasi tidak dapat keluar dari dalam vagina, dan membuat penderitanya mengalami sakit punggung serta sakit perut setiap kali menstruasi akibat dari tumpukan gumpalan darah menstruasi.
Nah, itulah tadi beberapa hal mengenai mitos dan fakta seputar keperawanan, semoga bermanfaat. (Sumber:Suara.com)