1TULAH.COM– Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), terus berupaya menekan pemerintah Indonesia.
Tidak hanya dengan serangan-serangan yang mereka lakukan terhadap pasungan TNI di wilayah Papua, melainkan juga melakukan penyanderaan terhadap warga sipil.
Salah satu yang hingga saat ini masih menjadi perhatian serius dunia Internasioal adalah penyanderaan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens.
Sejak disandera beberapa bulan lalu, pemerintah Indonesia telah berupaya melakukan lobi dan negosiasi untuk pembebasannya. Namun, hingga saat ini pilot berwarga Negara asing itu masih juga belum dibebaskan.
Malahan, terkesan pasukan TPNPB-OPM berupaya mempermainkan pemerintah Indonesia. Terbaru, adalah dengan tawaran mereka untuk membarter nyawa pilot Susi Air dengan Kemerdekaan Papua.
Di mana mereka akan membunuh Pilot Susi Air apabila tidak mendapatkan kemerdekaan dalam dua bulan ke depan. Emangnya pemerintah Indonesia takut dengan gertakan ini?!
Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens terancam ditembak mati oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Penembakan bisa dilakukan mereka kalau pemerintah tidak kunjung mengakui kemerdekaan Papua.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapten Philip melalui video yang diunggah juru bicara (jubir) Petisi Rakyat Papua (PRP) Jefry Wenda melalui akun Twitternya.
Dalam video tersebut, Kapten Philip mengatakan kalau TPNPB-OPM memberikan waktu dua bulan kepada negara lain untuk mendorong Indonesia segera mengakui kemerdekaan Papua.
“Saya kasih dua bulan lagi untuk ke semua negara yang lain untuk bicara dengan Indonesia untuk Papua merdeka kalau sudah dua bulan dan mereka tidak bicara dengan Papua mereka akan tembak saya,” kata Kapten Philip dikutip Sabtu (27/5/2023).
Setelah itu, pimpinan TPNPB-OPM Egianus Kogoya juga menuturkan hal serupa. Ia menginginkan agar negara-negara lain memaksa pemerintah Indonesia untuk menyatakan Papua merdeka.
Kalau misalkan tidak, maka mereka tidak segan untuk membunuh Kapten Philip.
“Itu pak pilot sudah mengakui diri bahwa dari negara terus dari negara Indonesia hanya mengaku saja, jadi dari negara luar harus todong Indonesia untuk mengaku karena pak pilot sudah bicara untuk karena kami kasih waktu dua bulan itu untuk pilot hidup,” tuturnya.
“Kalau dua bulan kalau dari negara tidak todong ke Indonesia terus Indonesia kalau tidak mengaku kalau dua bulan itu lewat maka kami akan tembak pilot,” tambahnya. (Sumber:Suara.com)