1TULAH.COM – Selain gagal merebut medali emas SEA Games 2023, Thailand juga dilanda masalah internal menyusul kekalahan memalukan 2-5 dari timnas Indonesia U-22 pada final cabang olahraga sepak bola putra.
Manajer tim Thailand, Yutthana Yimkarun resmi mengundurkan diri.
Menurut laporan media-media lokal Thailand pada Kamis (18/5/2023), Yutthana Yimkarun sudah memutuskan mundur sebagai manajer tim.
Surat pengunduran diri akan segera diserahkan secara resmi.
Partai puncak cabang olahraga (cabor) sepak bola putra multievent dua tahunan Asia Tenggara itu berlangsung dengan tensi tinggi.
Tercatat, kedua kubu terlibat baku hantam dalam dua momen berbeda yang terjadi di akhir pertandingan dan babak perpanjangan waktu.
Namun pada akhirnya, Timnas Indonesia U-22 berhasil keluar sebagai juara dengan membungkam Thailand 5-2.
Kedua tim sempat bermain imbang 2-2 di waktu normal, sebelum Timnas Indonesia U-22 mencetak tiga gol di babak perpanjangan waktu yang diwarnai empat kartu merah dengan tiga diantaranya diberikan kepada pemain Gajah Perang Muda.
Imbas keributan tersebut, manajer Thailand Yutthana Yimkarun memutuskan mundur.
Dia merasa bertanggung jawab atas keributan yang terjadi.
“Yutthana Yumkarun mengundurkan diri seabgai manajer tim Thailand U-22 untuk bertanggung jawab atas kericuhan yang terjadi di final SEA Games 2023 melawan Indonesia,” tulis laporan Twitter @TL_Central, Jumat (19/5/2023).
Sebelumnya, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengatkan pada Rabu (17/5/2023) akan melakukan penyelidikan terkait tindak kekerasan dalam laga final SEA Games 2023 antara Timnas Indonesia vs Thailand.
Thailand, sejak itu meminta maaf dan melakukan penyelidikan sendiri, mengakhiri final penuh drama itu dengan tujuh pemain di lapangan.
Tiga pemain Thailand terkena kartu merah termasuk penjaga gawang Soponwit Rakyart yang sempat memukul bek Indonesia Komang Teguh.
Sementara satu pemain Thailand tak bisa melanjutkan laga karena cedera di saat jatah pergantian mereka sudah habis.
“AFC menggarisbawahi pentingnya permainan yang adil, saling menghormati dan sportivitas, dan mengambil pendekatan tanpa toleransi terhadap semua tindakan kekerasan yang mengancam integritas fisik pemain dan ofisial”.
Penulis : Nova Elisa Putri
Sumber Berita : Suara.com