1tulah.com, MUARA TEWEH – Intensitas hujan tinggi di Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah dalam tiga hari ini tidak saja membuat sejumlah sungai meluap. Bendungan Trinsing atau tempat wisata Trinsing meluap dan kebanjiran.
Parahnya lagi, selain menerjang kawasan wisata Trinsing, akibat meluapnya bendungan Trinsing mengakibatkan rumah, kebun dan sawah warga di Desa Trinsing dan Trahean di Kecamatan Teweh Selatan, terendam. Peristiwa ini terjadi sejak Minggu (8/5/2022) hingga puncaknya sampai Senin (9/5/2022) saat ini.
Air luapan dari kedua dam tersebut mengakibatkan kegiatan wisata di Trinsing berhenti total. Beruntung kejadiannya bukan pada saat H+1 dan H+2 lebaran.

Banjir di Desa Trinsing terlihat pada rekaman video berdurasi 29 detik. Air melebihi pinggang orang dewasa dan naik sampai ke warung dan gazebo lokasi rekreasi.
Sedangkan di Desa Trahean air menggenangi rumah dan kebun milik sebagian warga di RT 5, 6, dan 7. “Banjir di RT 5, 6, dan 7. Kalau tidak salah banjir sudah tiba hari,” kata Camat Teweh Selatan Asmuri kepada 1tulah.com, Senin siang.
Terpisah, Kepala Desa Trahean Marno, saat dikontak Senin siang membenarkan, banjir di Trahean terjadi sejak kemarin. Kemudian titik wilayah yang terkena banjir adalah sebagian permukiman dan lahan warga dari RT 5, 6, dan RT 7.
Baik Camat Teweh Selatan maupun Kades Trahean tak merinci berapa luas kebun dan sawah di dua desa tersebut yang terendam banjir.
Namun Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Barut Syahmiludin A Surapati memastikan bahwa sawah di Trahean sudah diasuransikan. “Kalau terjadi gagal panen akibat banjir, para petani akan menerima asuransi,” ujar Syahmiludin, Senin siang.
Info lain menyebutkan, Pemkab Barut pernah mengusulkan ke pemerintah provinsi dan pusat untuk normalisasi Bendungan Trinsing. Tapi tak ada kejelasan soal lanjutan usulan tersebut hingga Mei 2022.(*)