Invasi Kutu di Amerika Utara: Perubahan Iklim Pemicu Utama, Ancaman Kesehatan Kian Serius

- Jurnalis

Kamis, 19 Juni 2025 - 10:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi kutu penyebab penyakit. (Photo by Erik Karits/Pexels)

Ilustrasi kutu penyebab penyakit. (Photo by Erik Karits/Pexels)

1TULAH.COM-Fenomena mencemaskan tengah melanda berbagai wilayah Amerika Utara: populasi kutu dari beragam spesies melonjak drastis dan menyebar ke area-area baru. Para ahli tak ragu menunjuk perubahan iklim sebagai pemicu utama di balik ledakan populasi ini, memicu kekhawatiran besar akan meningkatnya risiko kesehatan masyarakat.

Shannon LaDeau, seorang pakar kesehatan ekologi dari Cary Institute of Ecosystem Studies, menggambarkan situasi di kantornya di Hudson Valley, New York, dengan prihatin. “Akhir-akhir ini kutu merayap naik ke gedung dan mencoba masuk melalui pintu. Ini cukup mengkhawatirkan,” ujarnya, seperti dilansir NY Times, Rabu (18/6/2025).

Kutu kini tidak hanya bertambah banyak, tetapi juga semakin agresif menyusup ke ruang hidup manusia. Situasi ini mendorong para peneliti di berbagai lembaga kesehatan dan lingkungan untuk menyerukan langkah perlindungan serius.

Penyebaran Kutu ke Wilayah Baru: Melampaui Batas Geografis

Jenis-jenis kutu yang sebelumnya hanya ditemukan di wilayah selatan Amerika kini mulai bermunculan jauh di utara, bahkan hingga ke Kanada. Kutu rusa, yang merupakan vektor utama penyakit Lyme, telah memperluas wilayah persebarannya. Kutu longhorned, spesies invasif dari Asia Timur, kini ditemukan di Pantai Timur AS dan mulai bergerak ke barat. Bahkan kutu Gulf Coast, yang biasanya hanya muncul di daerah tropis, kini ditemukan di negara bagian yang lebih dingin seperti Connecticut dan Indiana.

Yang paling menjadi perhatian adalah kutu lone star. Kutu ini dikenal dapat memicu sindrom alpha-gal, yaitu alergi terhadap daging merah pada manusia. Awalnya hanya ditemukan di wilayah selatan AS, kini kutu ini telah menyebar hingga sejauh Kanada.

“Jumlah kutu dan jenisnya semakin banyak dari sebelumnya, dan saya tidak melihat tren ini akan berhenti,” kata Marc Lame, entomolog dan profesor dari Indiana University, menggarisbawahi urgensi masalah ini.

Perubahan Iklim: Katalisator Utama Ledakan Populasi Kutu

Baca Juga :  Hasto Kristiyanto Tuding Tuntutan 7 Tahun Penjara Adalah 'Pesanan': Kasus Hukumnya Sebut Mengandung Intervensi Politik?

Para peneliti sepakat bahwa perubahan iklim memainkan peran sentral dalam ledakan populasi kutu ini. Musim dingin yang dulunya keras kini menjadi lebih hangat, memungkinkan lebih banyak kutu untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Kenaikan suhu juga memperpanjang musim aktif kutu; mereka kini mulai muncul lebih awal di musim semi dan tetap aktif hingga akhir musim gugur.

“Sudah ada konsensus ilmiah yang jelas bahwa perubahan iklim berperan dalam fenomena ini,” ujar Michael Dietze dari Boston University.

Selain perubahan iklim, peningkatan populasi rusa dan tikus — yang merupakan inang bagi kutu — juga memperbesar potensi penyebaran. Catherine Bouchard dari Public Health Agency of Canada mencatat bahwa kutu rusa kini menyebar lebih dari 20 mil per tahun ke arah utara.

Faktor lain yang memperburuk situasi adalah kemampuan kutu longhorned betina untuk bereproduksi tanpa kawin (partenogenesis) dan bertelur hingga 2.000 butir. Ini berarti satu ekor kutu saja bisa memulai koloni besar di lingkungan baru, mempercepat laju penyebaran.

Risiko Kesehatan Masyarakat Meningkat Drastis

Dengan peningkatan populasi dan penyebaran kutu, risiko penularan penyakit yang dibawa kutu (tick-borne diseases) juga ikut melonjak. Penyakit seperti Lyme, anaplasmosis, babesiosis, ehrlichiosis, hingga demam berbintik Rocky Mountain adalah beberapa contoh infeksi serius yang dapat ditularkan. Meskipun sebagian besar penyakit ini dapat diobati jika cepat terdeteksi, beberapa di antaranya bisa berakibat fatal jika diabaikan.

Sindrom alpha-gal — alergi terhadap daging merah akibat gigitan kutu lone star — juga dilaporkan meningkat. Yang lebih mengkhawatirkan, satu kutu kini dapat membawa beberapa patogen sekaligus, meningkatkan kemungkinan penularan berbagai penyakit ke manusia dan hewan peliharaan dalam satu gigitan.

Pencegahan Kunci Utama: Belum Ada Vaksin untuk Manusia

Saat ini, vaksin untuk penyakit Lyme baru tersedia untuk anjing, sedangkan untuk manusia, belum ada vaksin yang disetujui. Oleh karena itu, pencegahan menjadi cara paling efektif untuk melindungi diri dari gigitan kutu dan penyakit yang dibawanya.

Baca Juga :  Marc Marquez Raja Sachsenring! Dominasi Sempurna di GP Jerman 2025

Otoritas kesehatan merekomendasikan beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan:

  1. Gunakan pakaian tertutup saat berada di alam bebas, terutama di area berhutan atau berumput tinggi.
  2. Masukkan kemeja ke dalam celana dan celana ke dalam kaus kaki atau sepatu bot untuk meminimalkan celah masuk kutu.
  3. Gunakan penolak serangga yang mengandung DEET (untuk kulit) dan permethrin (untuk pakaian).
  4. Setelah kembali ke rumah, periksa seluruh tubuh secara cermat, termasuk anak-anak dan hewan peliharaan Anda.
  5. Fokuskan pemeriksaan pada bagian-bagian hangat dan lembap seperti ketiak, selangkangan, belakang lutut, leher, telinga, dan kulit kepala, karena kutu cenderung bersembunyi di area tersebut.
  6. Jika menemukan kutu menempel di kulit, lepaskan dengan pinset: pegang erat di bagian yang menempel pada kulit dan tarik perlahan lurus ke atas. Jangan diputar. Setelah itu, bersihkan area gigitan dengan antiseptik dan cuci tangan Anda.

Penting untuk diingat bahwa sebagian besar penyakit yang dibawa kutu tidak langsung menular; diperlukan waktu beberapa jam bagi patogen untuk berpindah. Karena itu, deteksi dini dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah infeksi berkembang.

Fenomena ledakan populasi kutu ini adalah pengingat nyata bahwa perubahan iklim tak hanya soal suhu dan cuaca ekstrem, tetapi juga berdampak langsung terhadap kesehatan manusia melalui jalur yang sering kali luput dari perhatian.

Meskipun tantangan ini besar, para ilmuwan berharap masyarakat semakin sadar akan hubungan erat antara lingkungan dan kesehatan. Pencegahan di tingkat individu adalah langkah penting, namun mitigasi perubahan iklim dalam skala besar tetap menjadi kunci utama untuk solusi jangka panjang. (Sumber:Suara.com)

 

 

 

Berita Terkait

Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Impor Gula
Sidang Vonis Hasto Kristiyanto Dijadwalkan pada 25 Juli
Wamendagri Berkunjung ke Barito Utara, Bawaslu Lapor Sudah Tangani 3 Perkara Laporan Termasuk Netralitas ASN
Tinggalkan Saweran TikTok, Pinkan Mambo Fokus Bangun Kerajaan Donatnya
Hasto Kristiyanto Tuding Tuntutan 7 Tahun Penjara Adalah ‘Pesanan’: Kasus Hukumnya Sebut Mengandung Intervensi Politik?
Abraham Samad Bantah Terseret Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Ancam Kriminalisasi!
Dukungan DPRD Kalteng untuk Pemutihan Pajak Kendaraan: Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak!
Program Cetak Sawah di Kalteng: Antara Target Ambisius dan Realita Lapangan
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 19:32 WIB

Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Impor Gula

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:28 WIB

Sidang Vonis Hasto Kristiyanto Dijadwalkan pada 25 Juli

Jumat, 18 Juli 2025 - 15:23 WIB

Wamendagri Berkunjung ke Barito Utara, Bawaslu Lapor Sudah Tangani 3 Perkara Laporan Termasuk Netralitas ASN

Jumat, 18 Juli 2025 - 15:18 WIB

Tinggalkan Saweran TikTok, Pinkan Mambo Fokus Bangun Kerajaan Donatnya

Jumat, 18 Juli 2025 - 15:08 WIB

Hasto Kristiyanto Tuding Tuntutan 7 Tahun Penjara Adalah ‘Pesanan’: Kasus Hukumnya Sebut Mengandung Intervensi Politik?

Jumat, 18 Juli 2025 - 15:00 WIB

Abraham Samad Bantah Terseret Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Ancam Kriminalisasi!

Jumat, 18 Juli 2025 - 10:24 WIB

Dukungan DPRD Kalteng untuk Pemutihan Pajak Kendaraan: Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak!

Jumat, 18 Juli 2025 - 10:18 WIB

Program Cetak Sawah di Kalteng: Antara Target Ambisius dan Realita Lapangan

Berita Terbaru

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto (sumber: suara,com)

Berita

Sidang Vonis Hasto Kristiyanto Dijadwalkan pada 25 Juli

Jumat, 18 Jul 2025 - 17:28 WIB