1TULAH.COM-Meriam karbit, tradisi ikonik yang telah melekat pada perayaan Idulfitri di Pontianak, kini menghadapi tantangan serius. Biaya pembuatan dan operasional yang terus meningkat membuat tradisi ini terancam punah.
Sejarah Panjang Meriam Karbit
Meriam karbit telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Pontianak sejak zaman Kesultanan Pontianak. Tradisi ini awalnya digunakan untuk mengusir roh jahat, namun seiring berjalannya waktu, meriam karbit menjadi simbol kegembiraan dan kebersamaan dalam menyambut Idulfitri.
Tantangan Biaya yang Semakin Tinggi
Biaya pembuatan meriam karbit tidaklah murah. Bahan baku seperti kayu belian dan karbit semakin sulit didapatkan dan harganya terus melonjak. Selain itu, biaya operasional seperti transportasi dan konsumsi juga menjadi beban yang cukup besar bagi kelompok-kelompok meriam karbit.
Ancaman Kepunahan Tradisi
Jika tidak ada solusi yang ditemukan, tradisi meriam karbit terancam punah. Generasi muda semakin kurang tertarik untuk terlibat dalam tradisi ini karena biaya yang tinggi dan kurangnya dukungan dari berbagai pihak.
Upaya Pelestarian Tradisi
Beberapa upaya pelestarian tradisi meriam karbit telah dilakukan, seperti:
- Pemerintah Kota Pontianak memberikan bantuan dana kepada kelompok-kelompok meriam karbit.
- Beberapa kelompok meriam karbit berinovasi dengan menggunakan bahan baku alternatif yang lebih murah.
- Festival meriam karbit diadakan setiap tahun untuk menarik minat masyarakat dan wisatawan.
Pelestarian tradisi meriam karbit membutuhkan dukungan dari semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta. Dengan dukungan bersama, tradisi ikonik ini dapat terus hidup dan dinikmati oleh generasi mendatang. (Sumber:Suara.com)