1TULAH.COM-Kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah yang mengguncang industri pertambangan Indonesia memasuki agenda penuntutan. Setelah Harvey Moeis, kini dua petinggi smelter swasta lainnya, yakni Suwito Gunawan alias Awi dan Robert Indarto, juga dituntut hukuman penjara selama 14 tahun oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Senin (9/12/2024).
JPU menyatakan bahwa kedua terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh para pelaku telah merugikan negara sebesar Rp300 triliun.
Tindakan korupsi ini telah merugikan keuangan negara sebesar Rp300 triliun dan terjadi dalam kurun waktu 2015 hingga 2022.
Selain pidana penjara, kedua terdakwa juga dituntut untuk membayar denda sebesar Rp1 miliar dan uang pengganti. Suwito diharuskan membayar uang pengganti sebesar Rp2,2 triliun, sedangkan Robert sebesar Rp1,92 triliun. Jika tidak mampu membayar, keduanya akan dipidana tambahan berupa kurungan penjara.
Kronologi Singkat Kasus
Kasus ini bermula dari dugaan manipulasi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk. Kedua terdakwa diduga melakukan sejumlah tindakan yang merugikan negara, seperti penyaluran timah di luar mekanisme yang telah ditetapkan dan pencucian uang hasil korupsi.
Kasus korupsi ini menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi negara dan berdampak negatif terhadap sektor pertambangan di Indonesia. Selain itu, kasus ini juga mengungkap adanya praktik-praktik korupsi yang masih marak terjadi di sektor pertambangan.
Tuntutan berat yang dijatuhkan kepada kedua terdakwa menunjukkan komitmen penegak hukum dalam memberantas korupsi. Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. (Sumber:Suara.com)