1TULAH.COM-Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik sebesar Rp4,38 triliun selama pekan ini. Hal ini terjadi akibat sejumlah faktor, di antaranya penguatan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian global.
Berdasarkan data transaksi pada periode 6-9 Januari 2025, non-residen tercatat jual neto sebesar Rp4,38 triliun. Rinciannya, penjualan neto terjadi di pasar saham sebesar Rp1,92 triliun dan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,90 triliun. Hanya di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tercatat adanya pembelian neto sebesar Rp0,44 triliun.
Faktor Penyebab
- Penguatan Dolar AS: Indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat ke level 109,18 pada akhir perdagangan Kamis (9/1). Penguatan dolar AS membuat aset-aset berdenominasi dolar AS menjadi lebih menarik bagi investor sehingga mendorong aliran modal keluar dari negara berkembang seperti Indonesia.
- Kenaikan Suku Bunga AS: Kenaikan suku bunga di Amerika Serikat juga menjadi salah satu faktor yang mendorong investor asing menarik dananya dari negara berkembang.
- Ketidakpastian Global: Ketidakpastian global yang masih tinggi, seperti perang dagang dan pandemi Covid-19, juga membuat investor menjadi lebih berhati-hati dan cenderung memilih aset yang lebih aman.
Dampak terhadap Rupiah
Aliran modal asing keluar yang besar menyebabkan rupiah melemah terhadap dolar AS. Pada penutupan perdagangan Jumat (10/1/2025), rupiah dibuka pada level Rp16.210 per dolar AS, melemah dibandingkan penutupan sebelumnya.
Upaya Bank Indonesia
Bank Indonesia terus memantau perkembangan situasi dan melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain:
- Intervensi di pasar valuta asing: BI melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
- Koordinasi dengan pemerintah: BI terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
- Penguatan kebijakan makroprudensial: BI juga terus memperkuat kebijakan makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Aliran modal asing keluar yang besar merupakan tantangan bagi perekonomian Indonesia. Namun, Bank Indonesia dan pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini. Diharapkan kondisi pasar keuangan dapat segera membaik dan aliran modal asing kembali masuk ke Indonesia. (Sumber:Suara.com)