1TULAH.COM – Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin menyarankan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga memastikan cita rasa Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap lezat agar dapat diterima oleh anak-anak. Di samping itu tentu gizi yang seimbang juga jadi prioritas utama.
Usulan itu disampaikan Khoirudin menanggapi terdapat sejumlah anak-anak sekolah yang tidak menghabiskan porsi MBG sebab rasanya kurang cocok.
“Saya berharap memang penyedianya menyesuaikan rasa sesuai anak-anak yang ada di sebuah tempat,” ujar Khoirudin di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Menurutnya, cita rasa masakan harus mengikuti wilayah penyebaran MBG dilakukan. Sebab bisa jadi, selera makan anak-anak mengikuti cita rasa wilayahnya masing-masing.
“Rasa itu kan soal selera, dan memang lidah Jawa Barat berbeda dengan lidah Jakarta, Jawa Tengah, dan Padang,” ujar Khoirudin.
Dengan cara itu, diharapkan tak ada lagi porsi MBG yang tak dihabiskan. Sehingga penerima manfaat bisa mendapatkan gizi optimal dari makanan yang diberikan.
Diketahui, di Provinsi Jakarta terdapat empat SPPG yang ada di Kota Jakarta yang bertuga untuk menyiapkan 41 sekolah dengan jumlah 12.054 siswa sejak program itu dimulai pada Senin, 6 Januari lalu.
Sebelumnya dikabarkan jika masih ada makanan sisa dari MBG yang tak dihabiskan oleh para siswa. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pihaknya akan menampung makanan sisa dalam program MBG tersebut.
Ia ingin memastikan sampah organik bisa dikelola secara efektif dan dimanfaatkan secara optimal.
“Sampah organik dari dapur SPPG akan kami tangani untuk selanjutnya dibawa ke TPS 3R dan didistribusikan ke penggiat Biokonversi Magot Black Soldier Fly (BSF),” ujar Asep kepada wartawan, Selasa (7/1/2025).
“Untuk SPPG yang memiliki lokasi cukup luas seperti Dapur Sehat Anak Bangsa (DSAB) Halim dapat mengupayakan kegiatan pengurangan sampah di lokasinya, tentu dengan memperhatikan aspek hiegenitas dapur,” lanjutnya.
Sedangkan sampah dari sisa makanan di sekolah, ungkap Asep, akan juga disalurkan ke bank sampah dan komunitas pegiat Biokonversi Maggot BSF untuk diolah menjadi produk bernilai dengan melibatkan peran serta masyarakat.
DLH Jakarta sudah menyiapkan mekanisme pengelolaan sampah organik dengan melibatkan berbagai pihak. Sampah dapur seperti kulit buah, sisa sayuran, dan bahan organik lainnya di SPPG akan difasilitasi penanganannya.
Adapun sisa makanan dari sekolah, seperti kulit buah atau sisa makanan yang tak habis, akan dikumpulkan secara terpisah untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan maggot atau bahan pembuatan kompos.
Penulis : Wanda Hanifah Pramono
Sumber Berita : Suara.com