1tulah.com, Puruk Cahu – Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) sinergi Pemerintah dan Komisi VII DPR RI kembali dilanjutkan tahun ini. Sebanyak 4.735 rumah tangga di Kalimantan Tengah akan menerima bantuan pasang baru listrik, dengan tahap awal telah ditetapkan sebanyak 2.796 rumah tangga.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Wiwid Muljadi dalam acara Sosialisasi dan Penyalaan Pertama Program Bantuan Pasang Baru Listrik Provinsi Kalimantan Tengah, Jumat (6/9/2024), di Kelurahan Muara Laung 1, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.
“Program yang telah dijalankan sejak tahun 2022 ini akan dilanjutkan kembali di tahun 2024 dengan target 122.000 rumah tangga. Apabila anggaran tambahan sudah tersedia akan ditingkatkan menjadi 150.000 rumah tangga yang tersebar di 36 Provinsi,” ujar Wiwid.
Ia menyebut latar belakang program ini adalah karena masih adanya rumah tangga belum berlistrik yang sebagian besar tersebar di wilayah terpencil (remote area) khususnya daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
Wiwid menyebut ada pula masyarakat yang belum bisa menyambung listrik sebagai pelanggan PLN meskipun di depan rumahnya sudah ada jaringan listrik. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan bayar biaya pasang baru listrik, sehingga harus menyalur atau berbagi sambungan listrik dengan tetangga.
“Realisasi pada akhir tahun 2022, Provinsi Kalimantan Tengah mendapatkan sebanyak 2.826 rumah tangga. Realisasi pada akhir tahun 2023, Provinsi Kalimantan Tengah mendapatkan sebanyak 5.194 rumah tangga penerima BPBL,” kata Wiwid.
Anggota Komisi VII DPR RI Willy M. Yoseph melalui rekaman video menyampaikan apresiasinya kepada Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dan PT PLN (Persero) atas terlaksananya program ini.
“Terima kasih telah mengakomodir aspirasi kami di Kalimantan Tengah, semoga hasil kerja-kerja kita dapat menjadi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Tidak ada listrik, tidak ada kebahagiaan,” sebut
Sementara Pj Bupati Murung Raya Hermon berharap program BPBL dapat menjadi pemantik untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
“Dengan penerangan di rumah tangga dapat menunjang produktivitas siang maupun malam, dan dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga,” kata Hermon.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Direksi PT PLN (Perserso) Priyo Wuryanto menyampaikan komitmen PLN untuk mendukung program BPBL.
“Kami berharap melalui pelaksanaan program BPBL, rasio elektrifikasi makin meningkat dan PLN terus dapat menghadirkan kemudahan dan layanan bagi masyarakat,” Priyo menyampaikan.
Tanpa Dipungut Biaya
Ajian Efendi (47), buruh sawit di Kecamatan Laung Tuhup, merupakan salah satu penerima manfaat Program BPBL.
“Terima kasih untuk bantuan pemerintah. Gratis, tidak diminta bayar,” ujar ayah dua orang anak ini.
Ajian menuturkan belasan tahun ia menyalur listrik ke rumah orang tuanya. Ia mengatakan upahnya sebagai buruh sawit tak tentu sehingga tak mampu bayar pasang listrik sendiri.”Kadang kalau lagi banjir tidak bisa kerja,” tuturnya.
Tak jauh dari rumah Ajian, Roliadi (62) juga mendapatkan bantuan pasang listrik gratis. Ia didampingi istrinya saat rumahnya dikunjungi Tim Ditjen Gatrik.
“Dulu saat menyalur ke orang tua, masak nasinya harus bergantian,” ujar Veronica, istri Roliadi.
Roliadi dan Veronica tinggal bersama kedua anaknya. Mereka juga dititipi dua anak saudara, yang salah satunya berkebutuhan khusus. Penghasilan Roliadi sebagai nelayan ikan banta tak seberapa sehingga tak mampu untuk pasang baru listrik secara mandiri.
Program BPBL dari pemerintah hadir untuk memperluas akses listrik kepada masyarakat tidak mampu. Program ini bertujuan untuk mewujudkan energi berkeadilan. (*)