1TULAH.COM-Siti Nurbaya Bakar dan Syahrul Yasin Limpo lagi jadi perbincangan hangat. Menyusul santernya isu reshuffle kabinet Presiden Jokowi pasca Partai NasDem mencalonkan Anies Baswedan sebagai bakal Capres Pemilu 2024.
Kedua sosok menteri ini mempunyai rekam jejak cukup bagus selama menjadi bagian dari kabinet Presiden Jokowi. Dengan rekam jejak ini, tentunya bisa menjadi bumerang bagi pemerintahan Jokowi, jika ternyata di sisa dua tahun pemerintahannya ini, pengganti keduanya justru lebih buruk di kementerian.
Isu reshuffle yang kini mencuat di tengah kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut mengintai dua sosok menteri, yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya Bakar serta Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Nama keduanya turut disinggung oleh sosok Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat. Djarot menaruh perhatian khusus kepada kedua sosok menteri itu dan mendesak untuk diberikan evaluasi di tengah-tengah mencuatnya wacana reshuffle kabinet.
“Mentan dievaluasi, Menhut dievaluasi, Menteri Kehutanan ya, terus dievaluasi, semua menteri juga dievaluasi. Supaya apa, supaya ada satu darah baru yang segar, mendukung penuh kebijakan pak Jokowi, untuk menuntaskan janji kampanye sebelumnya,” kata Djarot kepada wartawan, Jumat (23/12/2022).
Buntut celetukan Djarot, publik langsung menaruh perhatian kepada sosok Menteri KLHK dan Mentan. Publik kini mulai menilik kembali sepak terjang, kedua menteri tersebut, terkait dengan kinerja mereka di jajaran kementerian.
Lantas, sejauh mana sepak terjang Siti Nurbaya dan SYL? Simak kilas balik sepak terjang Siti Nurbaya dan SYL di lini kementerian.
Sepak terjang Siti Nurbaya Bakar: Jadi Menteri KLHK perempuan pertama
Siti Nurbaya Bakar merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri LHK.
Kinerja Siti Nurbaya Bakar di kementerian terbilang memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Sebab ia beberapa kali mencanangkan program, demi meresponS isu-isu lingkungan, di tengah-tengah misi pemerintahan Jokowi yang kini hendak mendongkrak investasi dan pembangunan.
Kala menjabat sebagai Menteri LHK, Siti Nurbaya banyak mengawasi rehabilitasi lahan mangrove atau bakau di berbagai daerah.
Siti juga turut membantu Jokowi dalam perencanaan ibu kota negara (IKN), terutama terkait dengan lahan hijau. Sesuai pesan Jokowi, Siti mencanangkan program Rimba Nusa, untuk menjaga jumlah lahan hijau di IKN.
“Bapak Presiden Jokowi selalu mengingatkan kepada kami, pada KLHK bahwa daerah khusus IKN Nusantara itu konsepnya adalah negara rimba nusa. Jadi konsep kehutanannya sangat kuat,” kata Siti dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (17/2/2022).
Kendati telah menelurkan sederet program kelingkungan, Siti Nurbaya juga tak jarang menuai kontroversi.
Cuitannya tentang deforestasi sempat diterpa angin kontroversi. “Sudah saatnya pemerintahan Presiden Jokowi berhenti memberi jalan pada pembangunan dan investasi serampangan yang menabrak koridor lingkungan, dan berhentilah melihat krisis iklim sebagai komoditas dagang dan peluang bisnis semata karena ancaman bencana iklim sudah di depan mata,” cuit Siti Nurbaya.
Sepak terjang Syahrul Yasin Limpo
Tak kalah dengan Siti Nurbaya, Syahrul Yasin Limpo juga telah mencanangkan beberapa program untuk mendukung program food estate Jokowi dalam mewujudkan swasembada pangan.
Salah satu upayanya dalam mewujudkan cita-cita nasional tersebut adalah melalui meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik.
“Pupuk ini memang bukan langka tapi kurang. Oleh karena itu, kami harus bekerja lebih dan semakin berinovasi. Jadi kami harus cepat dan cermat terhadap berbagai masalah,” papar SYL.
SYL juga diketahui memberikan dukungan penuh terhadap upaya Provinsi Sulawesi Barat mengembangkan 2.000 hektare lahan pertanian untuk meningkatkan produksi padi.
“Kementerian Pertanian (Kementan) akan mendukung Provinsi Sulbar dalam meningkatkan luas areal pertanaman padi dan menjadi daerah swasembada pangan,” kata Mentan saat menghadiri panen padi 400 hektare di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sabtu 8 Oktober 2022 lalu.
Selain itu, SYL juga mengklaim bahwa produksi beras di tahun 2022 telah mencapai angka terbesar dan stok beras aman hingga akhir tahun.
“Tahun ini produksi kita terbesar, ini kata BPS (Badan Pusat Statistik). Jadi kalau kau tak mau percaya data BPS bagaimana, data siapa lagi?,” kata Syahrul saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Senin (28/11/2022).
SYL juga turut memberikan bukti klaimnya tersebut dengan laporan pemerintah di level daerah hingga data digital.
“Laporan bupati oke, laporan gubernur oke, kami juga punya data satelit, kita punya data digital standing crop,” lanjut dia kepada wartawan. (Sumber:suara.com)