1tulah.com, MUARA TEWEH-Plt Gubernur Kalimantan Tengah, Habib Ismail mengatakan, saat pandemi Covid-19 sekarang ini, banyak tudingan terhadap pemerintah. Corona atau Covid-19 sesuatu diada-adakan. Terlalu ditakuti, padahal tak ada buktinya. Bahkan ada yang bicara Corona menguntungkan pemerintah baik di pusat dan di daerah.
“Saya sering jalan dan makan di pasar, banyak dengar tuduhan seperti itu di masyarakat. Justru kami pemerintah ingin sekali corona segera berakhir dan pergi dari Kalimantan tengah. Tidak ada keuntungan bagi kami,” kata Habib Ismail, Kamis(1/10/2020) siang, saat memberi sambutan pada acara Bakti sosial kesehatan.
Kegiatan yang dipusatkan di Kawasan Pasar Pendopo, Muara Teweh ini, diinisiasi oleh Forkopinda Kalteng. Selain Plt Gubernur Kalteng, turut hadir, Kapolda Kalteng Irjen Dedi Prasetyo, Danrem 102/PP Brigjen Purwo Sudaryanto, Kajati Kalteng Mukri, dan Kepala BIN Daerah Kalteng Brigjen Slamet Urip Widodo.
Di acara itu, Plt Gubernur mengimbau warga masyarakat kalau keluar gunakan masker, jaga kebersihan, dan sering cuci tangan pakai sabun. Sampai rumah ganti pakaian lalu mandi. Utamakan makan-makanan bergizi. Dan satu hal lagi paling dominan, ayo senantiasa berbahagia, jangan sedih dan jangan galau. Itu semua cara-cara untuk mencegah corona atau covid 19.
“Jadi tidak ada keuntungan bagi pemerintah, sebaliknya pemerintah repot. Pemerintah justru rugi, karena anggaran semua tersedot untuk menangani corona. Yang seharusnya kita bisa bikin jalan satu kilometer, karena ada Corona hanya bisa dua ratus meter,” ungkapnya.
Habib Ismail bercerita, dirinya sering berdebat di media sosial facebook dengan warga. Mereka yang tak percaya dan berani, ditantang bahkan dirinya siap menggaji Rp 4 juta. Kerjaannya mengurus pasien-pasien terpapar corona di rumah sakit. “Ayo bagi mereka yang merasa hebat, kebal dan tak takut, saya siap menggaji,” terangnya.
Lagi sambung Habib, acara hari ini, merupakan bakti kesehatan yaitu melakukan rapidtest massal, yang diinisiasi Forkopimda Kalteng. “Besar harapan kami, agar bakti sosial kesehatan ini mendapat respon masyarakat. Jangan termakan isu. tatkala ada rapidtes gratis mereka tidak mau, tapi mengeluh ketika rapidtes bayarnya mahal,” tutup Habis.
Ditambahkan Habib, masyarakat jangan takut, dan jangan termakan issu. Karena rapidtest reaktif lalu langsung di isolasi. Itu tidak benar. reaktif itu juga diliat karena apa, dan ada ciri-cirinya. Pemerintah dan gugus tugas daerah mesti menjelaskan sebenarnya ke masyarakat, sehingga mereka paham dan tak dihantui rasa takut.
Sementara itu, Plt Kadis Kesehatan Barito Utara, Siswandoyo melaporkan, hari ini ada sebanyak 105 Orang. Hasilnya, non reaktif 99 orang dan reaktif 6 orang. (eni)