1TULAH.COM-Gelombang kesulitan tengah menerjang sektor ritel modern di Indonesia. Di tengah kondisi perekonomian yang penuh tantangan, satu per satu gerai supermarket dilaporkan gulung tikar.
Kabar terbaru datang dari jaringan supermarket asal Korea Selatan, GS Supermarket, yang dikabarkan akan menutup seluruh gerai ritelnya di Tanah Air.
Fenomena ini semakin menguatkan sinyal perubahan lanskap belanja masyarakat Indonesia. Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Susanto, sebelumnya telah mengungkapkan berbagai faktor yang menyebabkan penurunan performa ritel skala besar seperti supermarket. Perubahan gaya hidup dan pola belanja masyarakat menjadi salah satu penyebab utama.
“Konsep ritel besar itu tidak hanya tempat untuk belanja. Kalau hanya tempat untuk belanja, dia nggak akan laku. Karena pasti dia akan kalah dengan online,” ujar Mendag di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (8/6/2025).
Mendag Budi menjelaskan bahwa konsumen kini cenderung memilih kepraktisan dalam berbelanja, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini membuat toko-toko kecil atau minimarket yang lebih dekat dengan permukiman menjadi pilihan yang lebih diminati.
“Kalau dulu orang suka belanja untuk kebutuhan seminggu, dua minggu. Sekarang belanja itu hanya kebutuhan sehari saat itu. Akhirnya apa? Akhirnya dia belanja di toko terdekat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Mendag juga menyoroti pentingnya pengalaman berbelanja yang menarik bagi keberlangsungan pusat perbelanjaan dan department store. “Yang penting apabila dia ada experience dan journey-nya. Jadi, orang belanja itu kan sambil ingin jalan-jalan, ingin makan, ingin ya… ingin ingat sama keluarga, sama teman-temannya,” jelasnya.
GS Supermarket Menyusul Tutup Gerai
Kabar mengenai penutupan seluruh gerai GS Supermarket di Indonesia semakin santer terdengar setelah pihak perusahaan meminta pelanggannya untuk segera menghabiskan seluruh poin membership sebelum tanggal 31 Mei 2025.
Pengumuman tersebut disampaikan melalui akun Instagram resmi GS Supermarket Indonesia, @gssupermarketid:
“Panggilan khusus untuk para member nih, jangan lupa gunakan poin membership kamu saat belanja di GS The Fresh ya! karena masa berlaku poin sebentar lagi akan hangus pada 31 Mei 2025,” tulis GS The Fresh Supermarket dalam unggahannya.
Sayangnya, hingga kini GS Supermarket belum memberikan informasi resmi secara gamblang mengenai penutupan seluruh gerainya di Indonesia.
Sebagai informasi, GS Supermarket merupakan bagian dari GS Retail, sebuah perusahaan ritel terkemuka di Korea Selatan yang mengoperasikan lebih dari 280 supermarket, sekitar 9.300 toko serba ada, serta 120 gerai di bidang kesehatan dan kecantikan di negara asalnya. GS Retail memulai operasinya pada tahun 1974 dan berada di bawah naungan GS Group.
Di Indonesia, GS Supermarket pertama kali membuka gerainya pada 7 Oktober 2016 di Legenda Wisata, Cibubur. Sejak saat itu, mereka telah mengembangkan jaringan hingga memiliki sembilan gerai yang seluruhnya berlokasi di kawasan Jabodetabek.
Sebelumnya, Lulu Supermarket Juga Umumkan Penutupan Gerai
Sebelum kabar mengenai GS Supermarket, sentimen negatif terhadap ritel modern juga diperkuat dengan pengumuman penutupan salah satu gerai Lulu Hypermarket di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD). Raksasa ritel asal Timur Tengah yang merupakan bagian dari LuLu Group International ini dikabarkan akan menghentikan operasionalnya secara permanen di gerai BSD City pada tanggal 30 April 2025.
Penutupan gerai Lulu Hypermarket di BSD tentu mengejutkan dan mengecewakan banyak pelanggan setia yang selama ini menjadikannya sebagai salah satu destinasi belanja utama. LuLu Group International sendiri dikenal sebagai pemain kunci di industri ritel global, dengan jaringan toko yang luas mulai dari supermarket hingga pusat perbelanjaan megah. Ekspansi Lulu Group ke Indonesia, termasuk kehadiran Lulu Hypermarket di BSD, sempat disambut antusiasme tinggi.
Pengumuman resmi mengenai penutupan Lulu Hypermarket di QBig BSD disampaikan melalui akun Instagram pusat perbelanjaan tersebut, mengkonfirmasi berakhirnya operasional mereka pada 30 April 2025.
Rentetan kabar penutupan gerai supermarket ini menjadi alarm bagi para pelaku industri ritel modern di Indonesia. Adaptasi terhadap perubahan pola belanja konsumen dan kemampuan menciptakan pengalaman berbelanja yang menarik menjadi kunci untuk dapat bertahan di tengah gempuran persaingan dan perubahan zaman. (Sumber:Suara.com)