1TULAH.COM, Muara Teweh – Karut marut penjualan LPG bersubsidi 3 kg ternyata tidak tuntas. Harga jual di pasaran malah makin tidak terkendali.
Pemerintah Daerah Barito Utara pun akhirnya, tidak lagi melakukan pembinaan. Melainkan akan memberikan sanksi tegas kepada agen dan pangkalan terbukti nakal.
Mereka yang masih menjual LPG bersubsidi 3 kg melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), akan ditindak tegas sesuai ketentuan berlaku.
“Ya tidak ada lagi pembinaan, jika diketahui di lapangan ada agen dan pangkalan menjual LPG bersubsidi 3 kg di atas harga HET akan ditindak tegas,” kata Kabid Perdagangan pada kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Barito Utara, Juni Rantetampang, Rabu 24 Mei 2023.
Dikatakan Juni, pihaknya kemarin sudah melakukan pertemuan dengan 4 agen penyalur elpiji bersubsidi yang ada di Barito Utara. Pertemuan dalam rangka membahas masih mahalnya harga LPG bersubsidi 3 kg di pasaran.
“Pihak agen tadi saat pertemuna siap pangkalan binaannya jika menjual LPG bersubsidi tidak sesuai HET atau dilakukan pemutusan hubungan usaha (PHU),” tegasnya.
Lagi tambah Juni, hingga saat ini harga LPG bersubsidi 3 kg masih tidak terkendali. Untuk itu, agen dan pangkalan diminta ikut bekerjasama melakukan pasar penyeimbang sampai harga kembali sesuai HET.
“Pasar penyeimbang dilakukan sampai ibukota kecamatan. Mereka nantinya dihimbnau bekerja sama dengan pihak kecamatan,” tutup Juni.
Sayangnya dalam penertiban yang akan dilakukan, Juni Rantetampang tidak menjelaskan, apakah pemerintah menggandeng penegak hukum, seperti polisi dan kejaksaan, dalam melakukan penertiban.
Seperti diketahui, harga penjualan LPG bersubsidi di Barito Utara masih tinggi. Untuk di Kota Muara Teweh, harga jual tembus Rp40.000 per tabung. Untuk di desa dan kecamatan, harga malah lebih tinggi lagi.
“Heran juga bukan mengikuti HET harga LPG bersubsidi 3 kg malah tambah naik. Sekarang Rp40.000 per tabung. Ini di dalam kota ya. Tak tahu kalau di kecamatan, bisa lebih tinggi lagi,” kata Yanto, warga Kota Muara Teweh menuturkan kepada media ini.
Pantauan media ini di pasaran, penjualan LPG bersubsidi ramai di kios-kios alias pangkalan tidak resmi. Sementara di pangkalan meski ada jualan, namun terbatas alias sering tutup karena stok habis, di borong oleh pembeli menggunakan mobil dan sepeda motor dengan jumlah banyak.
Media ini tak sedikit mendapat kiriman gambar melalui pesan tertulis whatapss, aksi beli banyak LPG menggunakan sepeda motor dan juga mobil. (*)