1tulah.com,MUARA TEWEH-Pemerintah Kabupaten Barito Utara menggelar doa bersama Lintas Agama untuk korban tragedi sepakbola yang merenggut ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan, Malang Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
Tragedi tersebut meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Barito Utara. Sebagai bentuk solidaritas tragedi ini dilaksanakan doa bersama di Arena Tiara Batara, Selasa (4/10/2022).
Doa bersama dihadiri oleh Wakil Bupati, Sugianto Panala Putra, Ketua DPRD, Hj. Merry Rukaini, M.IP Sekda, Drs. Muhlis, unsur FKPD, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Kepala Perangkat Daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, mahasiswa, pelajar, dan undangan lainnya.
Kapolres Barut, AKBP Gede Pasek Muliadnyana, SIK meminta untuk bersama-sama memanjatkan doa bagi para korban tragedi sepakbola Kanjuruhan.
“Mudah-mudahan para arwah diterima di Sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan,” pinta Gede.
Kapolres juga meminta kepada seluruh elemen, semua para tokoh dan seluruh pemuda untuk sama-sama menyatukan energi dalam menjaga kebersamaan, persatuan dan situasi di wilayah Barito Utara agar tetap aman dan kondusif.
Sementara itu, Bupati Barito Utara, H. Nadalsyah menitipkan pesan melalui Wakil Bupati, Sugianto Panala Putra, bahwa atas nama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Barito Utara mengucapkan berduka yang mendalam atas meninggalnya 180 orang suporter dan 2 orang anggota Polri pada kejadian pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya di stadion Kanjuruhan, Malang.
Dijelaskannya, sejatinya olahraga sepak bola harusnya menjadikan alat untuk mempersatukan masyarakat antara daerah bahkan antara bangsa, namun hal tersebut terkadang tidak sejalan dengan sifat fanatisme suporter terhadap tim kebanggaan masing-masing sehingga panitia. Karena kecintaan tersebut bisa berubah menjadi rasa marah jika tim kebanggaannya kalah dalam suatu pertandingan.
Bupati berpesan untuk pencipta olahraga di Kabupaten Barito Utara, ASKAB, KONI, seluruh official dan tim serta seluruh masyarakat Barito Utara agar tidak mengikuti hal yang demikian.
“Kepada seluruh stakehorder dan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk dapat membantu pemerintah dalam mensosialisasikan nilai-nilai adat dan budaya yang kita miliki sehingga di Kabupaten Barito Utara tidak terjadi seperti di Malang,” tutup Sugianto mengakhiri pesan Bupati. (Delia)