1tulah.com, MUARA TEWEH– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Barito Utara (Barut) Kalimantan Tengah menyebut, hingga saat ini baru 12 persen warga Barut yang mendapat vaksin Covid-19. Kendalanya, pengiriman dari pusat dan provinsi terbatas.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, Siswandoyo, saat rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan anggota DPRD, Selasa (31/8/2021).
Penjelasan yang disampaikannya menjawab pertanyaan salah anggota dewan Netty Herawaty, masih banyaknya warga yang belum dilakukan vaksin, baik di perkotaan dan juga pedesaan.
“Sampai saat ini Barito Utara hanya menerima 40 ribu lebih vaksin. Berarti kalau dibagi dua, baru 2o ribu lebih yang sudah kita aplikasi. Sedangkan penduduk atau warga kita ada sebanyak 150 jiwa, yang artinya baru sebesar 12 persen warga Barito Utara di vaksinasi,” ujar Siswandoyo.
Pihaknya kata Siswandoyo, selalu siap untuk melayani vaksinasi. karena semua tenga kesehatan baik diperkotaan dan pedesaan siap. hanya saja, kendala saat ini vaksin tidak ada.
“Ya itu kendalanya, vaksin tidak ada dan selama ini untuk gelar vaksinasi kita selalu bekerjasama dengna intansi lain seperti kepolisian, TNI dan terakhir pihak OJK,” ungkap Siswandoyo.
Siswandoyo juga menjelaskan ke anggota DPRD, bahwa dalam mengelar vaksinasi, pihaknyak sudah menyasar tenaga kesehatan, lansia hingga petugas pelayanan publik. Bahkan, juga sudah melakukan vaksin untuk kelompok rentan dan masyarakat umum.
“Tapi sampai saat ini baru 12 persen (warga tervaksin). Terakhir kemarin adalah vaksinasi untuk ibu hamil dengan target 606 sampai akhir tahun. Daftar tunggu kita masih banyak dan kendala ini mungkin secara nasional,” terangnya.
Dalam RDP yang dipimpin Wakil Ketua I DPRD Barito Utara, Sastra Jaya, anggota dewan juga mempertanyakan terkait stok obat di puskesmas-puskesmas dan juga pustu yang sering dikelluhkan warga kosong, malah harus bayar untuk berobat.
“Semua sudah terjawab dan sudah kita pahami, ada penafsiran salah di masyarakat. Jika berobat gratis ya perginya ke puskesmas atau pustu. Kalau meminta perawatan sakit di rumah, ya benar saja warga membayar jasa dan obat. tadi sudah kita dengar semua penjelasan bahwa stok obat tersedia, dan kalau berobat gratis ya harus datang ke tempat pelayanan kesehatan baik itu puskesmas dan jgua pustu,” timpal Sastra jaya. (*)
Reporter : Tim Redaksi