1TULAH.COM – Tirta Mandhira Hudhi atau Dokter Tirta membeberkan cerita baru dari budaya bullying di lingkungan dokter spesialis yang akhir-akhir ini viral di masyarakat. Hal tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak lama di kalangan mereka.
“Mereka ini hasil didikannya dokter-dokter sebelumnya secara nggak langsung,” ujar Dokter Tirta di kanal YouTube Kaks Production baru-baru ini.
Di lingkungan kedokteran, mereka yang menempuh pendidikan sejak awal telah dibekali prinsip jika senior tidak boleh dikritik. Benar atau salah, kebijakan yang mereka terapkan harus dipatuhi.
“Memang dididik kayak bersuara itu hal tabu. Apalagi mengkritik senior. Mengkritisi orang yang lulus duluan padahal belum tentu lebih pinter, itu hal yang cukup tabu,” beber Dokter Tirta.
Minimnya komentar dari para dokter spesialis senior soal kasus bullying yang belakangan disorot, disebut Dokter Tirta sebagai bukti nyata penerapan budaya di atas.
“Harusnya semua dokter spesialis tahu dong? Kan nggak mungkin yang ngalamin cuma satu orang, bener dong? Tapi kenapa pada membantah? Kenapa yang ngomong cuma empat?” jelas Dokter Tirta.
Lekatnya budaya senioritas ikut membuat kampus-kampus kesulitan menentukan batasan tindakan yang masuk kategori bullying.
“Definisi bully-nya ini jadi beda-beda. Narasinya nggak kompak. Apalagi mau kritisi kebijakan?” kata Dokter Tirta.
“Padahal yang bisa ngubah ya masing-masing kepalanya ini. Kalau mereka niat mengawasi dengan baik, budaya itu akan hilang. UI itu salah satu contoh yang udah bisa kompak,” imbuh lelaki yang juga dikenal sebagai pengusaha ini.
Dokter-dokter spesialis yang sudah senior juga disebut Dokter Tirta khawatir akan jadi saling menjatuhkan jika berani bersuara soal praktek penyimpangan di pendidikan spesialis.
“Kalau mereka mengakui itu ada, ya berarti kan itu hasil didikan mereka yang senior,” tandas Dokter Tirta.
Penulis : Wanda Hanifah Pramono
Sumber Berita : Suara.com