1TULAH.COM – Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo mendapat sorotan dari para pendukung paslon 01 setelah memutuskan menolak seluruhnya gugatan yang diajukan oleh kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud pada sengketa Pilpres 2024.
Refly Harun, tim kuasa hukum paslon 01, awalnya memprediksi Suhartoyo berada di pihaknya sebab melihat sikapnya dalam memutuskan uji undang-undang mengenai persyaratan usia calon presiden dan calon wakil presiden.
Suhartoyo ketika itu mendapat pujian sebab berani mengambil sikap berbeda dengan sejumlah hakim MK lain ketika memutus judicial review Pasal 169 huruf q Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Suhartoyo bersama dengan tiga hakim MK lain menyatakan permohonan nomor 90 yang diajukan mahasiswa Solo, Almas Tsaqibirru, mengenai batas usia capres dan cawapres itu tak memiliki kedudukan hukum (legal standing).
Berdasarkan pada peristiwa tersebut, Refly Harun menduga Suhartoyo juga akan tetap konsisten menilai pencalonan Gibran sebagai wakil presiden tidak sah pada sengketa hasil Pilpres 2024.
Tapi, harapan Refly Harun kandas. Karena Suhartoyo termasuk dari lima hakim yang menolak semua permohonan paslon 01 dan 03.
Said Didu, Juru Bicara Timnas AMIN mengibaratkan Suhartoyo sebagai pemain drama Korea (drakor) yang ulung.
“@ReflyHZ yth, Bpk awalnya terlalu memuji Pak Suhartoyo – ternyata ybs adalah pemain Drakor kelas Wahid,” tulis Said Didu di akun X.
Seorang warganet menanggapi cuitan Said Didu itu. Netizen itu meminta Said Didu tak menyalahkan Refly Harun karena sudah berjuang.
“Jangan salahkan pak Refly, Pak. Pak Refly sudah banyak berjuang dengan kita rakyat yang waras,” ujar seorang netizen.
Said Didu merespons komentar warganet tersebut. Ia mengaku tak menyalahkan Refly Harun hanya saja ia menilai mereka tertipu oleh Suhartoyo.
“Saya tidak mungkin menyalahlan Bung @ReflyHZ – cuma kita semua tertipu oleh Suhartoyo,” tutur Said Didu.
Penulis : Wanda Hanifah Pramono
Sumber Berita : Suara.com
