1TULAH.COM-Sikap Presiden Joko Widodo terhadap para Capres yang maju pada Pilpres pada Pemilu 2024, sudah dianggap tidak netral.
Orang nomor satu di Negara ini, sudah terang-terangan memberikan dukungan atau mengendorse kepada beberapa sosok atau tokoh capres saja, bahkan ada kesan Jokowi ikut dalam membangunkan komunikasi politik terhadap capres yang dijagokannya.
Sikap Presiden Jokowi ini dianggap aktivis Denny Indrayana ada agenda terselubung. Ia mengungkap Presiden Jokowi punya dua strategi dalam mengamankan Pilpres 2024 demi mendarat aman alias soft landing usai selesai menjabat. Bentuk soft landing itu adalah program kerjanya dilanjutkan, termasuk pembangunan ibu kota Nusantara (IKN) serta aman dari kasus hukum.
Strategi pertama Jokowi menurut Denny Indrayana adalah cawe-cawe alias turut campur dalam menentukan calon presiden di Pilpres 2024. Kemudian strategi kedua adalah memecah suara dari bakal capres Anies Baswedan dengan cara mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres ketiga di Pilpres 2024. Simak rekam jejak Denny Indrayana yang bongkar strategi soft landing Jokowi berikut ini.
Rekam Jejak Denny Indrayana
Denny Indrayana merupakan aktivis dan akademisi yang lahir di Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan pada tanggal 11 Desember 1972 sehingga kini berusia 50 tahun. Dia tercatat pernah jadi Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia periode 2011-2014.
Rekam jejak Denny sebelumnya adalah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Hukum (2008-2009) dan Bidang Hukum, HAM, dan Pemberantasan KKN (2009-2011).
Denny juga pernah menjadi Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Gadah Mada (2010-2018) hingga profesor tamu di Melbourne University Law School, Australia (2016-2019).
Selain itu, Denny Indrayana adalah salah satu pendiri Indonesian Court Monitoring dan Pusat Kajian Anti Korupsi Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada.
Ia menyelesaikan studi sarjana hukum di UGM, sebelum lanjut program master di Universitas Minnesotta, Amerika Serikat dan program doktor di Universitas Melbourne, Australia.
Denny Indrayana yang dikenal pakar hukum tata negara yang kritis pada masalah korupsi dan mafia hukum pun telah menulis 10 buku terkait isu hukum tata negara dan korupsi. Sejak tahun 2015, Denny mendirikan dan menjadi Senior Partner pada firma hukum Indrayana Centre for Government Constitution and Soviety disingkat INTEGRITY.
Kemudian di tahun 2022, Denny mendapatkan izin praktik pengacara di Melbourne Australia dan membuka kantor cabang INTEGRITY di kota tersebut. Dia bahkan tercatat sebagai satu-satunya pengacara yang punya izin advokat di dua negara sekaligus yakni Indonesia dan Australia.
Denny Indrayana menyatakan dukungan pada Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Menurut Denny, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu adalah tokoh parameter konstitusi dan anti korupsi.
“Anies Baswedan menurut saya adalah tokoh yang rekam jejaknya paling mendekati kedua parameter yang saya pegang tersebut: Konstitusi dan Anti-Korupsi,” kata Denny dalam keterangan resminya pada Kamis (2/2/2023) lalu.
Bongkar 2 Strategi Soft Landing Jokowi
Denny Indrayana membongkar Presiden Jokowi punya dua strategi dalam mengamankan Pilpres 2024 demi mendarat aman alias soft landing setelah selesai menjabat.
Strategi pertama menurut Denny adalah cawe-cawe alias turut campur dalam menentukan calon presiden di Pilpres 2024. Dia mengutip pernyataan Pengamat Politik Erros Djarot soal Jokowi yang mendukung beberapa capres tertentu dan tidak ikut memilih Anies.
“Target utama adalah sebisa mungkin hanya ada dua pasangan calon dalam Pilpres 2024,” kata Denny pada Senin (24/4/2023).
Jokowi disebut ingin dua pasangan calon yang ikut Pilpres 2024 itu adalah orang dekatnya. Hal itu karena orang yang berseberangan berpotensi tak melanjutkan warisan dan program kerja. (Sumber:Suara.com)