1tulah.com,MUARA TEWEH– Warga Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara(Barut), Kalimantan Tengah, terus menjerit dan teriak. Bagaimana tidak, akses satu-satunya jalan menuju desa mereka, rusak parah. Kondisi nya terkini bak kubangan lumpur.
Kerusakan ini terjadi berbulan-bulan. Saking prustasinya, warga nyaris setiap minggu memosting kerusakan jalan di media sosial facebook, dengan harapan mendapat perhatian dari intansi terkait atau pemerintah daerah. Namun, benar- apes, curhatan itu tak didengar. Hingga kini, kerusakan kian parah, dan perbaikan tak pernah ada.
Irawan, salah warga Kecamatan Teweh Timur, yang acapkali melintasi jalur itu, Rabu (15/7) mengatakan, warga harus berjuang keras melewati jalan lintas dari Benangin ke arah Desa Sei Liju. Panjang ruas jalan ini sekitar 9 km, terdapat belasan titik kerusakan.
Titik-titik kerusakan berubah menjadi kubangan lumpur, saat hujan turun. Waktu tempuh menjadi berjam-jam dari biasanya cuma sejam.
“Warga sangat mengharapkan perbaikan jalan secara permanen, bukan tambal sulam, soalnya di musim hujan kerusakan jalan tidak terjadi berulang-ulang,” kata Irawan.
Hal senada di sampaikan seorang tenaga kesehatan yang melayani warga di desa-desa bekas wilayah trans, yakni Liju, Jamut, dan Mampuak membenarkan, bukan hanya ke Sei Liju, bahkan jalur dari Simpang Thamrin (Liju) dan Mampuak juga rusak sangat parah. Jarak dari Desa Sei Liju menuju Desa Liju sekitar sembilan km. “Di Mampuak saja ada tiga titik rusak parah,” ujar sang tenaga kesehatan, minta namanya tidak di viralkan.
Parahnya, warga tidak punya alternatif jalan lain, jika hendak bepergian dari Mampuak, Jamut, dan Liju menuju ke Benangin. Mereka harus berjibaku melintasi kubangan lumpur. “Kami pertanyakan, kalau perbaikan harus menunggu musim panas, kenapa Jalan Benangin-Lampeong bisa segera diperbaiki, tetapi jalur Benangin-Sei Liju-Liju-Mampuak tidak segera diperbaiki,” timpalnya.(eni)