Fakta Mengejutkan! Oknum TNI Berstatus Desersi Jadi Perantara Pembunuhan Sadis Kepala Cabang Bank BUMN

- Jurnalis

Senin, 15 September 2025 - 09:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kapuspen TNI Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah. Terkait kasus pembunuhan kacab bank yang menyeret Kopda FH, TNI menjelaskan bahwa Kopda FH desersi. [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/bar]

Kapuspen TNI Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah. Terkait kasus pembunuhan kacab bank yang menyeret Kopda FH, TNI menjelaskan bahwa Kopda FH desersi. [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/bar]

1TULAH.COM-Kasus pembunuhan sadis terhadap seorang Kepala Cabang Bank BUMN memasuki babak baru yang mengejutkan. Prajurit TNI berinisial Kopda FH, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, ternyata berstatus Tidak Hadir Tanpa Izin (THTI) atau desersi saat terlibat dalam tindak kejahatan tersebut.

Fakta ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Freddy Ardianzah. Melalui pesan WhatsApp, Brigjen Freddy menyatakan bahwa Kopda FH kini telah ditahan dan statusnya resmi dinaikkan menjadi tersangka.

“Dapat kami sampaikan bahwa terhadap oknum prajurit TNI atas nama Kopda FH saat ini sudah dilakukan penahanan dan yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Freddy, Minggu (14/9/2025).

Peran Kopda FH: Buronan yang Jadi Perantara Kejahatan

Lebih mengejutkan lagi, Brigjen Freddy Ardianzah mengungkap bahwa pada saat aksi penculikan dan pembunuhan terjadi, Kopda FH sebenarnya sudah menjadi buronan di satuannya sendiri. Ia telah meninggalkan tugas tanpa izin, menjadikannya buronan internal TNI.

Baca Juga :  Semangat Sumpah Pemuda: DPRD Kalteng Ajak Generasi Muda Junjung Tinggi Persatuan dan Gotong Royong

“Pada saat kejadian tindak pidana berlangsung, status yang bersangkutan memang sedang dalam pencarian oleh satuan karena tidak hadir tanpa izin (THTI),” jelasnya.

Dalam jaringan kejahatan ini, peran Kopda FH bukan sebagai eksekutor utama. Menurut TNI, ia bertindak sebagai perantara yang menghubungkan otak kejahatan dengan para pelaku lapangan. “Peran Kopda FH dalam kasus ini adalah sebagai perantara, yakni mencari orang untuk melakukan upaya penjemputan paksa,” terang Freddy.

Penjemputan paksa inilah yang berujung pada penculikan dan tewasnya korban. Penyelidikan oleh Pomdam Jaya kini fokus untuk membongkar tuntas jaringan ini, termasuk siapa yang memberi perintah kepada Kopda FH.

Koordinasi TNI dan Polda Metro Jaya Bongkar Otak Kejahatan

Untuk menjaga transparansi, Brigjen Freddy menyatakan akan ada rilis bersama dengan Polda Metro Jaya dalam waktu dekat. Ini menunjukkan adanya koordinasi erat antara Pomdam Jaya, yang menangani kasus internal militer, dengan Polda Metro Jaya yang mengusut para pelaku sipil.

Baca Juga :  Konser Terbesar Tahun Ini!1.500 Personel Gabungan Amankan BLACKPINK "2025 World Tour in Jakarta" di GBK

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, telah mengonfirmasi identitas otak kejahatan (mastermind) kasus ini. Pelaku diketahui bernama Dwi Hartono (DH), seorang pengusaha bimbingan belajar daring.

DH ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) malam. Hingga kini, total 15 orang telah diringkus oleh tim gabungan Subdit Resmob dan Jatanras Polda Metro Jaya.

Peristiwa penculikan terjadi pada Rabu (20/8/2025) setelah korban keluar dari sebuah pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Rekaman CCTV menunjukkan korban dimasukkan paksa ke dalam sebuah mobil berwarna putih. Meskipun belasan pelaku telah ditangkap, polisi menegaskan perburuan masih terus berlanjut untuk mengejar eksekutor lapangan lainnya. (Sumber:Suara.com)

Berita Terkait

Blunder Live IG Eri Cahyadi: Admin Hening Dzikrillah Minta Maaf dan Resign, Apa Isi Percakapannya?
Polisi Ambil Sampel DNA Keluarga Terkait Dua Temuan Kerangka di Gedung ACC
Revolusi Anime: Fase Awal, Kelahiran Studio Ghibli, dan Ledakan Isekai
PB XIII Wafat, Akhir Riwayat Raja Solo yang Berhasil Menyatukan Keraton Pasca Konflik Suksesi
Ingin Ganti Mobil? Cek 2 Rekomendasi Mobil Listrik Murah Mulai Rp60 Jutaan! Pilihan Ramah Lingkungan Terbaik
Selamat Tinggal Jokowi? Merapat ke Prabowo-Gibran, Projo Ganti Logo demi Hilangkan ‘Kultus Individu’
Siaga! BMKG: Puncak Musim Hujan November 2025 – Februari 2026, Ancaman Bencana Hidrometeorologi Mengintai
Ancaman Stroke Meningkat di Indonesia: Kenali Golden Period 4,5 Jam dan Panduan FAST untuk Selamatkan Nyawa
Tag :

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 01:40 WIB

Blunder Live IG Eri Cahyadi: Admin Hening Dzikrillah Minta Maaf dan Resign, Apa Isi Percakapannya?

Minggu, 2 November 2025 - 17:55 WIB

Polisi Ambil Sampel DNA Keluarga Terkait Dua Temuan Kerangka di Gedung ACC

Minggu, 2 November 2025 - 11:05 WIB

Revolusi Anime: Fase Awal, Kelahiran Studio Ghibli, dan Ledakan Isekai

Minggu, 2 November 2025 - 10:45 WIB

Ingin Ganti Mobil? Cek 2 Rekomendasi Mobil Listrik Murah Mulai Rp60 Jutaan! Pilihan Ramah Lingkungan Terbaik

Minggu, 2 November 2025 - 03:20 WIB

Selamat Tinggal Jokowi? Merapat ke Prabowo-Gibran, Projo Ganti Logo demi Hilangkan ‘Kultus Individu’

Minggu, 2 November 2025 - 03:09 WIB

Siaga! BMKG: Puncak Musim Hujan November 2025 – Februari 2026, Ancaman Bencana Hidrometeorologi Mengintai

Sabtu, 1 November 2025 - 17:47 WIB

Ancaman Stroke Meningkat di Indonesia: Kenali Golden Period 4,5 Jam dan Panduan FAST untuk Selamatkan Nyawa

Sabtu, 1 November 2025 - 17:27 WIB

Aliran Modal Asing Masuk Bersih Rp 1 Triliun ke Indonesia: Sentimen Positif di Tengah Fluktuasi Pasar

Berita Terbaru

Ketua DPRD Mura Rumiadi Hadiri Laga Final Bola Voli

DPRD MURA

Ketua DPRD Mura Rumiadi Hadiri Laga Final Bola Voli

Minggu, 2 Nov 2025 - 19:42 WIB