1TULAH.COM, Muara Teweh – Baru sehari Pertamina, Disdagrin, DPRD dan Polisi usai melakukan sidak, oknum-oknum penyeleweng LPG bersubsidi kembali beraksi.
Agar tak diketahui masyarakat luas, mereka beraksi di subuh dini hari, Minggu 27 Agustus 2023.
Aksi mereka diergoki warga yang hendak melaksanakan sholat di Masjid.
“Ada Pickup kalau tidak salah bak tertutup warna hitam, suplai LPG bersubsidi 3 kg di Jalan Sengaji Hilir. Langsung di bagi lagi dengan motor. Pulang dari masjid saya tanya sama yang jaga harga di jual Rp45.000 per tabung,” kata sumber menginformasikan kepada media ini, Minggu pagi.
Informasi warga itupun coba di telusuri media ini. Benar saja, tumpukan tabung LPG bersubsidi memenuhi pangkalan tidak resmi di Jalan Sengaji Hilir.
Padahal saat Pertamina dan Disdagrin beberapa hari lalu mendatangi tempat itu, tidak mendapati tumpukan gas elpiji. Lantaran sudah di ambil oleh pemiliknya.
Kadis Perdagangan dan Perindustrian Barito Utara, Jainal Abidin dikonfirmasi mengatakan, dari hasil pengecekan bahwa suplai berasal dari oknum dan barang berasal dari luar daerah.
“Tetapi tetap kita informasikan hal ini ke pihak Pertamina Kalteng,” kata Jainal Abidin melalui percakapan tertulis wahatApps.
Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Barito Utara, H Tajeri mengakui, meski pemerintah daerah bersama Tim Partamina perwakilan Kalimantan Tengan, bersama Polisi sudah melakukan sidak, dan ada beberapa pangkalan yang kena sanksi. Tapi kelihatannya tidak ada efek jera bagi pangkalan lain. Akar permasalahan ini menjadi tanda tanya bagi masyarakat Barito Utara.
“Kita berharap pihak Partamina Pusat harus turun tangan menangani permasalahan ini. Kalau menurut saya permasalahan ini pihak Partamina terkesan melakukan pembiaran yang berkelanjutan. Bisa kita buktikan dengan masih maraknya perdagangan si MILON yang tidak sesuai HET.
“Saya juga mempertanyakan hasil sidak pihak Pertamina baru- baru ini. Pangkalan mana saja yang dapat teguran, PHU dan lainnya, di khawatirkan hasil sidak disalahgunakan,” kata Tajeri.
Politisi Partai Gerindra ini mengaku prihatin dengan masih maraknya perdagangan LPG 3 kg atau si MILON subsidi dari pemerintah yang totalnya Triliun Rupiah untuk masyarakat yang kurang mampu.
“Karena masih diselwengkan inilah yang membuat harga melambung. Malah di Kota Muara teweh mencapai harga Rp50.000. Kita berharap juga Tim Satgas segera ditandatangani Bupati SK nya. Sehingga bisa menindak dan memberi sanksi hukum kepada pelaku-pelaku yang mengambil keuntungan dari LPG Bersubsidi ini,” tegasnya.(*)