1TULAH.COM, Muara Teweh – Fakta mahalnya harga jual LPG bersubsidi 3 kilogram di Muara Teweh, terungkap. Harga jual tinggi ternyata sudah terjadi dari Agen penyalur.
Hal ini terungkap saat Pertamina Perwakilan Kalteng bersama DPRD Barito Utara, Disdagrin dan Polisi melakukan sidak, Jumat 25 Agustus 2023, di Muara Teweh, Kabupaten Barito.
Pemilik pangkalan mengaku menerima harga mahal dari agen. Harganya diberikan Rp32.000 per tabung di tambah biaya transport.
“Kami dilarang bicara jujur, kalau ketahuan kami tidak lagi di suplai mendapat suplai. Dari sana nya sudah di kasih harga Rp32.000. Kami juga di target menjual LPG non subsidi Brigas. Meski harga diberikan terlalu mahal Rp235.000 per tabung. Itu juga harus habis, kalau tidak suplai LPG berusbsidi tidak di kasih,” kata pemilik Pangkalan Cipta Karya, di Jalan Meranti Lingkar Kota kepada tim sidak, Jumat 25 Agustus 2023, pagi.
Selain menemukan adanya harga jual tinggi dari pihak Agen, Tim bersama yang melakukan sidak juga menemukan LPG bersubsidi di pedagang eceran yang di beli dari pangkalan dengan harga mahal.
Namun saat pangkalan didatangi oleh tim di Jalan Bandara Ujung, ternyata tutup. Padahal penjaganya ada di dalam rumah.
“Kalau pangkalan ini memang sering tutup. Jika pun buka hanya sebentar. Kios pengecer tadi beli disini harga Rp38.000 per tabung,” kata Kadis Perdagangan dan perindustrian, Jainal Abidin.
Sejumlah pangkalan yang di sidak pun banyak berkelit dan tak bicara jujur saat ditanya. Seperti di Pangkalan Subur Jalan Soedirman. Dia menerima harga dari Agen Rp21.000 per tabung kepada tim sidak. Namun saat anggota DPRD Barito Utara, H Tajeri menanyakan kepada warung di seberang pangkalan, terdapat pengakuan pangkalan menjual dengan harga Rp35.000.
Begitu juga dengan Pangkalan Rasyidi di Jalan Akasia. Pemilkinya mengatakan mendapat harga dari agen Rp21.000 dan menjual kepada warga sesuai HET Rp24.000 sampai Rp25.000 per tabung. Namun warga yang melihat dan mendengar lalu protes.
“Bohong saya beli disini baru-baru saja harga Rp35.000 per tabung,” kata Warga bernama Ali Topan.
Pemilik Pangkalan menyebut, pihaknya sudah sebulan ini tidak mendapat orderan. “Kalau harga yang disebut warga tadi adalah harga jual sebulan lalu,” jawabnya.
Terkait temuan-temuan ini, Tim Pertamina mencatat semua yang dilihat dan ditemukan di sejumlah pangkalan. Temuan terparah akan direkomendasikan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU).
“Pangkalan ini mungkin kita PHU, nanti agen tolong dicarikan pengganti sebab pangkalan ini berada di jalan utama,” kata Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Wilayah Barito, Muhammad Ridho Hasbullah.
Sementara itu Ketua Komisi III DPRD Barito Utara, H Tajeri meminta kepada Pertamina Agen dan pangkalan yang nakal bisa di tindak dan beri sanksi. Namun kepada pangkalan dan agen yang terbukti baik, mau menjual LPG bersubsidi seuai HET ditetapkan pemerintah agar ditambah kuotanya.
“Ibu yang tadi berkata jujur mengatakan harga mahal dari agen harus dilindungi. Kapan perlu berikan solusi. kasihan dia diancam dan ditekan oleh agen. Padahal pangkalan itu hanya mencari untung Rp3.000 dari setiap penjualan. Kalau dari agen nya sudah mahal tentu saja dia jual tinggi. Siapa yang mau rugi berdagang,” kata Tajeri.
Tajeri juga mempertegas, bahwa tekadnya terjun mengurus masalah LPG karena sering didatangi dan dikeluh kesah warga. “Jadi ingat saya menyuarakan masalah LPG bersubsidi bukan minta dipilih lagi sebagai wakil rakyat. Saya rela kog tidak dipilih lantaran mengurus ini. Tudingan semacam ini agar melemahkan perjuangan kita membela hak orang miskin,” tegas Tajeri.(*)