1TULAH.COM, Muara Teweh- Diduga menjual ke kios-kios menggunakan sepeda motor bersayap, 2 pangkalan LPG bersubsidi 3 kilogram di Kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara kena semprit alias kena skorsing Pertamina.
Dua pangkalan itu adalah Bintang Rezeki di Jalan Akhmad Yani, seberang SMPN 1 Muara Teweh dan Pangkalan Seadanya, di Jalan Temenggung Surapati, seberang Penginapan Walet.
Tidak hanya itu 2 pangkalan lainnya juga dilakukan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU) oleh Pertamina. Antara lain Pangkalan Subhan dan UD Maju.
Informasi diperoleh wartawan media ini dari berbagai sumber, pangkalan Bintang Rezeki dan Seadanya, disemprit alias mendapat skorsing Pertamina atas laporan tim Pemantau Pendistribusian Pemkab Barito Utara.
2 pangkalan itu terekam video tim pemantau dan penertiban sedang menjual atau melayani penjualan ke warung-warung dengan menggunakan sepeda motor bersayap.
“Ada dua kemaren dilaporkan satu sudah kena skorsing akan menyusul pangkalan satu lagi yang kedapataan mendistribusi atau menjual ke warung-warung,” kata Kadis Perdagangan dan Perindustrian Barito Utara, Jainal Abidin, Rabu 23 Agustus 2023, pagi.
Dikonfirmasi terpisah, Sales Area Manager Retail Pertamina Kalteng, Widhi Tri Adhi Hidayat membenarkan jika pihaknya telah mengeluarkan sanksi skorsing dan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU) terhadap beberapa pangkalan.
Dikatakan Widhi, pangkalan Seadanya (skorsing), Pangkalan Bintang Rezeki (skorsing), Pangkalan Subhan (phu) dan pangkalan UD Maju (phu).
Namun Widhi tak merinci sanksi skorsing yang diberikan. Apakah pangkalan itu tidak mendapatkan suplai selama 1 bulan selama masa skorsing. Ketika di cerca pertanyaan wartawan, Widhi tak menjawab.
Dari satu pangkalan yang sanksi skorsing beredar group percakapan WhatApps, pangkalan yang kena skorsing tidak akan mendapat suplai. Jika sudah aktif masih melakukan kesalahan sama, akan mendapat sanksi PHU.
Sementara itu ketika ditanya lagi wartawan terkait masih banyaknya pangkalan fiktif di Barito Utara. Widdhi menjelasakan, bahwa untuk pangkalan yang ada dalam data base mereka dan ternyata tidak aktif ataau tidak berjualan. “Kami(Pertamina,red) akan lakukan PHU dan saat ini dengan Pemda Barut masih terus melakukan pengecekan di lapangan,” terangnya.
Meski mendapat sanksi Pertamina, karut marut LPG di Barito Utara belum juga mereda. Pelaku-pelaku nakal masih tetap bermain. Sumber terpercaya media ini menyebut, mereka tidak lagi terang-terangan mendistribusi ke pangkalan tidak resmi dan kios-kios di siang hari.
Tetapi bertransaksi di malam hari dengan cara sembunyi-sembunyi. Harga tetap tidak terkendali. Sebab dari agen di jual dengan harga Rp35.000 per tabung. Malah kekinian LPG bersubsidi justru menghilang dalam beberapa hari ini.
Warga mensinyalir dan menduga LPG disimpan, dan membiarkan warga beramai-ramai mendatangi kegiatan pasar penyeimbang.
Akibatnya pasar penyeimbang yang dilakukan Pemkab Barut bersama Pertamina terus dipadati warga. Namun tidak sedikit yang kecewa karena banyak yang belum kebagian meski sudah menunggu lama.
“Saya sudah lama antri disini malah tidak dapat. Saya sampai rela tidak mauk kerja hari ini hanya untuk bisa membeli tabung LPG di pasart penyeimbang. Di luaran tidak ada kosong sudah emapt hari ini, terpaksa ikut antri disini. Tapi nyatanya zonk, tidak dapat,” kata Santi yang mengaku berprofesi guru.(*)