Minta Maaf Perbudakan Kolonial, Raja Belanda Mengakui Masih Ada Masyarakat Belanda Bersikap Rasisme

- Jurnalis

Minggu, 2 Juli 2023 - 08:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Raja Belanda Willem-Alexander memberikan pidato pada peringatan Hari Perbudakan Nasional di Oosterpark, Amsterdam, Belanda, 1 Juli 2023. (Foto: Remko de Waal via REUTERS)

Raja Belanda Willem-Alexander memberikan pidato pada peringatan Hari Perbudakan Nasional di Oosterpark, Amsterdam, Belanda, 1 Juli 2023. (Foto: Remko de Waal via REUTERS)

1TULAH.COM-Permasalahan perbudakan atau kolonialisme yang dilakukan oleh Negara Belanda pada masa lalu, masih menjadi sorotan dunia internasional.

Meski sudah berkali-kali kalangan elit di negeri Kincir Angin ini menyampaikan permintaan maaf. Namun hal itu hanya sebatas sikap yang belum mewakili pemerintah Balanda.

Terbaru, Raja Belanda Willem-Alexander pada Sabtu (1/7/2023) meminta maaf atas keterlibatan Belanda dalam sejarah perbudakan di masa lalu yang dampaknya masih terasa hingga saat ini.

Raja mengungkapkan hal itu pada upacara peringatan 160 tahun penghapusan perbudakan secara sah di Belanda, termasuk bekas jajahannya di Kepulauan Karibia.

“Pada hari ini mengingat sejarah perbudakan Belanda, saya mohon maaf atas kejahatan kemanusiaan ini,” katanya.

Ia mengatakan rasisme dalam masyarakat Belanda tetap menjadi masalah, dan tidak semua orang akan mendukung permintaan maafnya.

Baca Juga :  Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Barito Utara: Komitmen Bersama Jaga Keutuhan NKRI

Namun, “waktu telah berubah dan Keti Koti … rantai-rantai benar-benar telah terputus,” katanya diiringi tepuk tangan dan sorakan ribuan penonton di monumen nasional di Oosterpark, Amsterdam.

“Keti Koti” adalah bahasa Suriname yang berarti ‘rantai putus’ dan merupakan gelar yang diberikan pada 1 Juli sebagai hari peringatan perbudakan dan perayaan kebebasan.

Permintaan maaf ini datang dalam konteks peninjauan ulang terhadap kolonial Belanda di masa lalu, termasuk keterlibatan dalam perdagangan budak Atlantik dan perbudakan di bekas koloni Asia-nya.

Willem-Alexander meminta maaf di Indonesia pada 2020 atas “kekerasan berlebihan” selama pemerintahan kolonial Belanda.

Baca Juga :  Kontroversi Ekspor Pasir Laut: Antara Keuntungan Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan

Pada Desember Perdana Menteri Mark Rutte mengakui Negara Belanda memikul tanggung jawab dalam perdagangan budak Atlantik dan mendapat untung darinya. Ia menyampaikan permohonan maaf atas hal tersebut.

Rutte mengatakan pemerintah tidak akan membayar reparasi, seperti yang direkomendasikan panel penasihat pada 2021.

Sebuah studi yang ditugaskan oleh pemerintah yang diterbitkan pada bulan lalu menemukan bahwa House of Orange mendapat untung sekitar $600 juta dari aksi kolonial Belanda pada 1675-1770, sebagian besar diberikan sebagai hadiah dari keuntungan perdagangan rempah-rempah Perusahaan Hindia Timur Belanda.

Royal House pada Desember menugaskan penyelidikan independen terhadap peran Keluarga Kerajaan dalam sejarah kolonial. Hasil penyelidikan tersebut diharapkan tuntas pada 2025. (Sumber:voaindonesia.com)

Berita Terkait

Nayla Purnama Ungkap Tantangan di Balik Adegan Kesurupan Tanpa Softlens dalam Film “Kemah Terlarang Kesurupan Massal”
DPRD Kalteng Dorong Peningkatan Anggaran Pendidikan, Prioritaskan Daerah Terpencil
Legislator Kalteng Hj Siti Nafsiah: Orang Tua adalah Penjaga Utama Warisan Budaya
Kontroversi Ekspor Pasir Laut: Antara Keuntungan Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan
Melewati Badai Kehidupan: Panduan Praktis dari “Melelahkan Tapi Harus Diperjuangkan”
Ringgo Agus Rahman: Aktor Sukses yang Tak Ingin Anaknya Jadi Artis
Gogo-Helo Disambut Antusias Warga Karamuan, Benao Hilir dan Papar Pujung
Kodim 1012/Buntok Gelar Upacara HUT TNI ke-79, Jalin Keakraban Bersama Rakyat
Tag :

Berita Terkait

Senin, 7 Oktober 2024 - 07:30 WIB

Nayla Purnama Ungkap Tantangan di Balik Adegan Kesurupan Tanpa Softlens dalam Film “Kemah Terlarang Kesurupan Massal”

Senin, 7 Oktober 2024 - 07:19 WIB

DPRD Kalteng Dorong Peningkatan Anggaran Pendidikan, Prioritaskan Daerah Terpencil

Senin, 7 Oktober 2024 - 07:05 WIB

Legislator Kalteng Hj Siti Nafsiah: Orang Tua adalah Penjaga Utama Warisan Budaya

Minggu, 6 Oktober 2024 - 16:45 WIB

Kontroversi Ekspor Pasir Laut: Antara Keuntungan Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan

Minggu, 6 Oktober 2024 - 10:10 WIB

Melewati Badai Kehidupan: Panduan Praktis dari “Melelahkan Tapi Harus Diperjuangkan”

Minggu, 6 Oktober 2024 - 10:00 WIB

Ringgo Agus Rahman: Aktor Sukses yang Tak Ingin Anaknya Jadi Artis

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 19:52 WIB

Gogo-Helo Disambut Antusias Warga Karamuan, Benao Hilir dan Papar Pujung

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 17:59 WIB

Kodim 1012/Buntok Gelar Upacara HUT TNI ke-79, Jalin Keakraban Bersama Rakyat

Berita Terbaru

Ilustrasi CPNS (menpan.go.id)

Nasional

Begini Cara Cek Jumlah Peserta SKD CPNS 2024

Minggu, 6 Okt 2024 - 16:09 WIB

error: Content is protected !!