1TULAH.COM, Muara Teweh – Mahalnya harga LPG bersubsidi 3 kg di pasaran membuat emak-emak di Kota Muara Teweh, Barito Utara berbondong-bondong menyerbu pasar penyeimbang.
Sejak dibuka pukul 14.16 WIB, LPG bersubsidi itupun dalam sekejab habis. Emak-emak rela berdesak-desakan saat mengantri. malah tak sedikit hendak memicu keributan.
Apalagi mereka sudah terlanjur lama menunggu sejak pagi, pasar penyeimbang dibuka siang hari.
Pantauan media ini di lokasi, warga yang didominasi emak-emak tampak tak sabar. Mereka teriak agar mulai dibuka penjualan.
Tak sedikit juga yang berteriak dan meminta pemerintah menertibkan pedagang dan pangkalan nakal yang berjualan melebihi harga HET.
“Pemerintah segera menindak dan menertibkan pangkalan dan kios-kios yang menjual dengan harga mahal. Apa tidak kasihan melihat warga harus antri begini untuk mendapatkan LPG bersubsidi,” teriak salah seorang emak-emak di tengah kerumunan.
Pantauan media ini, warga yang membeli tidak saja warga dalam kota Muara Teweh, melainkan dari desa-desa. Ada yang mengaku warga Desa Pendreh, Malawaken, dan juga warga Desa Liang Naga.
“Saya sejak pagi turun dari desa Liang Naga, demi untuk mendapatkan LPG bersubsidi yang murah sesuai HET. Kalau di kampung kami dijual seharga Rp35.000 per tabung,” katanya, mengaku senang dapat membeli dua tabung LPG, Rabu 31 Mei 2023.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagrin), Jainal Abidin, di sela-sela memantau pasar penyeimbang kepada media ini mengatakan, keterlambatan pasar penyeimbang karena, suplai LPG dari Banjarmasin mengalami kendala di Bukit Gerinsing.
“Kami meminta maaf kepada warga, dan saya lihat di lapangan antusiasme warga sangat besar. Jadi pasar penyeimbang ini rencananya akan kita gelar setiap hari,” ujar Jainal Abidin didampingi Sekretaris tim Pemantauan dan Penertiban LPG Bersubsidi, Gazali Montalatua.
Disinggung terkait keluhan dan permintaan warga agar dilakukan penertiban pedagang dan pangkalan nakal menjual harga LPG bersubsidi sesuai HET, mantan Sekda Barito Utara ini menerangkan, terkait penertiban dan sanksi pangkalan dan agen nakal yang memiliki kewenangan adalah Pertmina.
Namun, pihak sampai saat ini masih terus berkordinasi terkait penertiban dan penindakan, sehingga bisa melakukan penindakan. Sambil menunggu itu lanjut dia, maka langkah tepat dilakukan lagi pasar penyeimbang di dalam Kota Muara Teweh dan juga di kecamatan-kecamatan.
“Kalau laporan penyelewenangan dan hal lain sudah ada kami lapoprkan ke pertamina. Begitupun mengenai data siapa-siapa saja yang melakukan penyelewenangan kami sudah punya. Kita tunggu dari pertamina bagaimana mekanisme penindakan,” kata Jainal.
Sekedar diketahui, pasr penyeimbang ini dilaksanakan oleh Pemkab Barito Utara, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengna pihak Pertamina. (*)